Tampilkan postingan dengan label L. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label L. Tampilkan semua postingan

LESMANAMANDRAKUMARA

BAMBANG LESMANAMANDRAKUMARA dikenal pula dengan nama Bambang Sarajakusuma (pedalangan Jawa).

Lesmana Mandrakumara adalah putra sulung Prabu Suyudana/Duryudana, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Banowati, putri Prabu Salya dengan Dewi Pujawati/Setyawati dari negara Mandaraka.

Lesmana Mandrakumara mempunyai seorang adik perempuan bernama Dewi Lesmanawati, yang menjadi istri Arya Warsakapura, putra kedua Adipati Karna dengan Dewi Surtikanti dari negara Awangga. Lesmana Mandrakumara sangat dimanja oleh orang tuanya.

Lesmana Mandrakumara mempunyai daya pikir yang lambat dan agak pengecut.
Lesmana Mandrakumara ikut terjun di medan pertempuran perang Bharatayuda.

Lesmana Mandrakumara yang bermaksud membunuh Abimanyu, putra Arjuna dengan Dewi Sumbadra yang sudah dalam keadaan tak berdaya, akhirnya tewas oleh Abimanyu karena lebih dahulu tertusuk keris Pulanggeni.
Baca SelengkapnyaLESMANAMANDRAKUMARA

LENGLENG MULAT

DEWI LENGLENG MULAT Dikenal pula dengan nama Dewi Lengleng Mandanu (pedalangan Jawa), yang mempunyai arti ; ―Seorang dengan paras muka yang demikian indahnya, hingga pasti akan menarik dan membelenggu tiap perhatian yang diarahkan kepadanya‖ Dewi Lengleng Mulat adalah salah seorang diantara bidadari upacara Suralaya yang terdiri dari tujuh orang, yaitu Dewi Supraba, Dewi Irimirin, Dewi Gagarmayang, Dewi Tunjungbiru, Dewi Warsiki dan Dewi Wilutama.

Karena kecantikannya Dewi Lengleng Mulat pernah menimbulkan peperangan hebat antara Suralaya dengan negara Kasi.

Prabu Hiranyayaksa mengerahkan pasukan raksasa menyerang Suralaya akibat keinginannya memperistri Dewi Lengleng Mulat ditolak Bathara Guru. Dalam peperangan tersebut, angkatan perang dewa tidak dapat membendung serangan Negara Kasi. Kesaktian Prabu Hiranyayaksa tidak terkalahkan oleh para dewa. Untuk menyelamatkan Suralaya, Bathara Narada turun ke arcapada, minta bantuan Prabu Harjunawijaya,.raja negara Mataswapati.

Dengan kesaktiannya, :Prabu Harjunawijaya berhasil mengalahkan Prabu Hiranyayaksa dan mengusir pasukan raksasa dari Suralaya. Prabu Hiranyayaksakelak bersekutu dengan Prabu Darmawisesa, raja Widarba menyerang negara Magada dalam memperebutkan Dewi Citrawati. Ia tewas dalam peperangan melawan Bambang Sumantri.
Baca SelengkapnyaLENGLENG MULAT

LEMBUSURA

LEMBUSURA berwujud raksasa berkepala sapi (lembu). Karena kesaktiannya, dia diangkat menjadi patih negara Gowa Kiskenda dibawah pemerintahan Prabu Maesasura, raksasa berkela kerbau.

Ia mempunyai saudara seperguruan bernama Diradasura, berwujud raksasa berkepala gajah.
Oleh Prabu Maesasura, patih Lembusura ditugaskan pergi ke Suralaya untuk melamar Dewi Tara, putri Sanghyang Indra dengan Dewi Wiyati. Ia pergi disertai Diradasura. Ketika lamarannya ditolak oleh Bathara Guru, dengan wewenang yang diberikan rajanya, Lembusura dan Diradasura mengamuk di Suralaya dan berhasil mengalahkan para Dewa.

Bathara Guru kemudian menugaskan Bathara Narada turu ke Arcapada, meminta bantuan Sugriwa, putra Resi Gotama dengan Dewi Windradi/Indradi dari pertapaan Erraya/Grastina yang saat itu sedang bertapa ngijang di hutan Sunyapringga.

Dalam pertempyuran di Mrepatkepanasan (nama lapangan di Suralaya). Lambusura dan Diradasura akhirnya mati oleh Sugriwa.
Baca SelengkapnyaLEMBUSURA

LEKSMANA

LEKSMANA atau Laksmanawidagda adalah putra Prabu Dasarata, raja negara Ayodya dengan permaisuri kedua Dewi Sumitra, putri Prabu Ruryana raja negara Maespati. Ia mempunyai empat orang saudara seayah lain ibu masing-masing bernama ; Ramawijaya/Ramadewa, dari permaisuri Dewi Kusalya, dan Barata, Satrugna serta Dewi Kawakwa ketiganya putra Prabu Dasarata dengan permaisuri Dewi Kekayi

Leksmana bertempat tinggal di kesatrian Girituba. Ia seorang satria brahmacari (tidak kawin). Mempunyai watak halus, setia dan tak kenal takut. Sejak kecil Leksmana sangat rapat dan sangat sayang kepada Ramawijaya. Leksmana diyakini sebagai titisan Bathara Suman, pasangan Bathara Wisnu.

Dengan setia Leksmana mengikuti Ramawijaya menjalani pengasingan selama 13 tahun bersama Dewi Sinta. Ketika Dewi Sinta diculik Prabu Dasamuka dari tengah hutan Dandaka dan disekap di taman Argasoka negara Alengka, Leksmana membantu perjuangan Ramawijaya merebut dan membebaskan kembali Dewi Sinta dari sekapan Prabu Dasamuka. Di dalam perang besar Alengka, Leksmana banyak menewaskan senapati ulung andalan negara Alengka.

 Ia menewaskan Dewi Sarpakenaka serta Indrajid/Megananda, keduanya adik dan putra kesayagan Prabu Dasamuka.

Setelah berakhirnya perang Alengka dan Ramawijaya beserta Dewi Sinta kembali kenegara Ayodya, dengan setia Leksmana tetap membantu Prabu Ramawijaya mengatur tata pemerintahan negara Ayodya.

Ia meninggal dalam usia lanjut, dan jenazahnya dimakamkan di gunung Kutarunggu berdampingan dengan makam Prabu Ramawijaya.
Baca SelengkapnyaLEKSMANA

LAWA dan KUSYA

LAWA dan KUSYA adalah putra kembar, putra Prabu Ramawijaya, raja negara Ayodya dengan Dewi Sinta. Menurut Kitab Ramayana, mereka lahir di pertapaan Wismaloka tempat tinggal Resi Walmiki.
Lawa dan Kusya lahir tatkala Dewi Sinta hidup dalam pengasingan. Sebagai akibat sikap Prabu Rama yang tetap meragukan kesucian Dewi Sinta yang hampir 12 tahun dalam sekapan Prabu Dasamuka, raja Alengka meski kesucian Dewi Sinta telah dibuktikan dengan masuk api pembakaran, Dewi Sinta yang dalam keadaan hamil diasingkan ke dalam hutan. Dewi Sinta kemudian tinggal di pertapaan Wisamaloka dalam lindungan Resi Walmiki.

Lawa dan Kusya yang telah remaja berhasil memenangkan sayembara memanah di negara Ayodya. Mereka kemudian menuntut hak atas tahta negara Ayodya pada Prabu Rama. Peperangan tak bisa dihindarkan.

Prabu Rama yang terdesak kalah, akhirnya mengeluarkan senjata panah Gowawijaya. Pada saat itulah datang Resi Walmiki melerai dan menjelaskan, bahwa Lawa dan Kusya adalah putra-putra Prabu Rama sendiri.

Lawa dan Kusya akhirnya diakui sebagai putra-putra Prabu Rama. Lawa kemudian menjadi raja negara Ayodya menggantikan Prabu Rama yang hidup sebagai brahmana di gunung Kutarunggu, bergelar Prabu Ramabadlawa. Sedangkan Kusya menjadi raja negara Mantili menggantikan kakeknya, Prabu Janaka, bergelar Prabu Ramakusya.
Baca SelengkapnyaLAWA dan KUSYA

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *