Ramawijaya setelah menerima laporan mengenai kekuatan musuh maka ia memerintahkan untuk segera menyerang Alengka. Namun ada kesulitan karena harus menyeberangi lautan, maka ia memerintahkan kepada Sugriwa dan Anoman membuat bendungan.
Para prajurit kera dikerahkan untuk mengambil batang pohon dan batu yang berada di Pasanggrahan
Maliawan, tetapi mereka mendapat gangguan sekelompok kera hitam di bawah pimpinan Endang Suwareh dan Bambang Suweda, anak Suwareh, tapi gangguan itu dapat dikalahkan, bahkan kemudian dipaksa membantu membuat bendungan.
Setelah bendungan menjelang selesai tiba-tiba diterjang gelombang besar sehingga batang-batang pohon itu hanyut. Hal ini membuat Sri Rama marah maka ia melepaskan anak panah Suwarah Geni ke dalam laut dan seketika itu air surut.
Tak lama kemudian Sang Hyang Baruna menampakan diri serta berjanji akan membantu dalam pembuatan bendungan, asalkan Rama mengembalikan air laut yang surut itu, sehingga makhuk di laut tidak mati.
Dalam waktu yang singkat bendungan dapat diselesaikan serta para bala tentara kera mulai
menyeberang menuju ke Alengka.
Diperjalanan tentara Rama dihadang oleh raksasa dari Alengka yakni Agsraba, Rahibaya, Yuyurumpung dan Rahirebata. Mereka menyerang bala tentara kera sehingga menjadi kalang kabut.
Para raksasa dari utusan Rahwana itu akhirnya dapat dibunuh oleh prajurit kera yang bernama Kapi
Yasraba, Kapi Rekata dan Kapi Menda. Pada waktu itu keadaan bendungan sangat mengkhawatirkan karena adanya gangguan dari prajurit Alengka. Sementara Anoman sangat khawatir akan keselamatan tentara yang melewati bendungan itu, maka Anoman melakukan triwikrama, tubuhnya menjadi besar dan membawa para prajurit kera ke daratan Alengka dan membangun Pesanggrahan di Swelagiri.
Sementara itu Rahwana membuat tipu muslihat kepada Sinta untuk meyakinkan bahwa Rama dan
Laksmanatelah mati, ia memenggal kepala Trikala dan Kalasekti, yaitu dua orang raja taklukannya.
Setelah melihat penggalan dua kepala ksatria itu Dewi Sinta sangat sedih. Namun, Dewi Trijata yang setia kepada menaruh curiga dan mengadakan penyelidikan, ia pergi ke Swelagiri dan bertemu dengan Anoman.
Trijata mendapat penjelasan bahwa Rama dan Laksmana masih segar bugar. Dengan demikian ia akan dapat menentramkan hati Sinta.
Sarpakenaka juga ikut mencampuri urusan ini, ia mengutus Anggrisana ke Swelagiri dan membaur sebagai kera, dengan tujuan membuat kekacauan serta huru-hara. Tindakannya itu dapat diketahui Anoman maka Anggrisana ditangkap dan telinganya dipotong dan diminta kembali ke Alengka.
Setelah tiba di Alengka, Sarpakenaka sangat marah melihat utusannya terluka, ia pergi melawan Anoman sendiri, tetapi akhirnya ia terbunuh oleh Anoman.
Popular Posts
-
PUNTADEWA adalah putra sulung Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayi...
-
ARYA KALABENDANA adalah putra bungsu Prabu Arimbaka raja raksasa negara Pringgandani dengan Dewi Hadimba. Ia mempunyai tujuh orang saudar...
-
Di Kerajaan Astina, prabu Duryudana mengkhawatirkan keamanan negaranya dengan adanya pendeta baru di perbatasan Astina (Sumur Jalatunda/Gunu...
-
DITYA KALASRENGGI adalah putra Prabu Jatagempol, raja raksasa dari negara Gowabarong dengan Dewi Jatagini. Ia mempunyai rasa dendam terha...
-
ARYA SETYAKI juga dikenal dengan nama Arya Wresniwara, yang berarti perwira dari suku Wresni. Sedangkan julukan Singamulangjaya, karena a...
0 komentar:
Posting Komentar