Sinta Obong

Setelah Ramawijaya dan anak buahnya berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Alengka, dan tewasnya Prabu Dasamuka dan Dewi Sinta dibebaskan, Ramawijaya kembali ke Ayodya.
Beberapa waktu setelah Ramawijaya menjadi raja di Ayodya, ia mendengar desas-desus, bahwa rakyat Ayodya tidak yakin akan kesucian Dewi Sinta, karena istri Rama itu 12 tahun lamanya berada dalam sekapan Prabu Dasamuka.

Keraguan rakyat Ayogya yang mempengaruhi Ramawijaya itu membuat Dewi Sinta merasa perlu untuk membuktikan kesuciannya. Kemudian Dewi Sinta minta agar dirinya dibakar hidup-hidup, dan bilamana tubuhnya tidak termakan api, berarti ia tetap suci, walaupun selama 12 tahun berada di dalam kekuasaan Dasamuka.

Ketika api mulai berkobar, Batara Agni melindungi tubuh dan pakaian Sinta, sehingga tidak hangus dijilat api.
Pada lakon ini juga diceritakan tentang Kapi Jembawan, seekor tua kera yang sedih karena rupanya yang buruk. Sesudah bertapa, Batara Narada datang menemuinya, dan mengatakan bahwa ujud sebagai kera sudah nasibnya. Namun, pada dewa berkenan akan memberikan keturunan yang mulya bagi Kapi Jembawan. Batara Narada lalu mengubah ujud Jembawan menjadi Laksmana tiruan, dan disuruh menjumpai Dewi Trijata di Alengka.

Dewi Trijata menyanbut kedatangan Laksamana tiruan dengan suka cita karena diam-diam ia memang jatuh cinta pada Laksmana. Terjadilah cumbu rayu di antara mereka.
Ketika kejadian ini dilaporkan Sri Rama, segera Laksama asli disuruh menjumpai Laksamana tiruan.
Terjadilah perang tanding antara yang asli dengan yang tiruan, dan saat itu yang tiruan menjelma kembali menjadi Jembawan.

Rama kemudian memutuskan Jembawan menjadi suami Dewi Trijata, sebab itu memang sudah jodohnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *