Pada hari ketiga belas Bharatayuddha, pihak Korawa menantang Pandawa
untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai
Chakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna
dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi.
Namun, pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan
laskar Samsaptaka.
Oleh karena Pandawa sudah menerima tantangan
tersebut, mereka tidak memiliki pilihan namun mencoba untuk
menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan
tentang bagaimana cara mematahkan formasi Chakrawyuha namun tidak
tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya.
Untuk meyakinkan bahwa
Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa
bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan
formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari
formasi tersebut.
Pada hari penting itu, Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk
menembus formasi tersebut. pandawa bersaudara dan sekutunya mencoba
untuk mengikutinya di dalam formasi, namun mereka dihadang oleh
Jayadrata, Raja Sindhu, yang memakai anugerah Siwa agar mampu
menahan para Pandawa kecuali Arjuna, hanya untuk satu hari.
Abimanyu
ditinggal sendirian untuk menangkis serangan pasukan Korawa.
Abimanyu membunuh dengan bengis beberapa ksatria yang mendekatinya,
termasuk putera Duryodana, yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan
putera kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh
segenap pasukan Korawa untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal
menghancurkan baju zirah Abimanyu, atas nasihat Drona, Karna
menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya
dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya
terbuang. Putera Dursasana mencoba untuk bertarung dengan tangan
kosong dengan Abimanyu.
“Namun tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang
Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya
patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-
keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putera
Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada.”
Bharatayuddha
Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuddha setelah sebelumnya seluruh
saudaranya mendahului gugur, pada saat itu kesatria dari Pihak
Pandawa yang berada dimedan laga dan menguasai strategi perang hanya
tiga orang yakni Bima, Arjuna dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir
karena Karna merentangkan senjata Kuntawijayandanu. Bima dan Arjuna
dipancing oleh kesatria dari pihak Korawa untuk keluar dari medan
pertempuran, maka tinggalah Abimanyu.
Ketika tahu semua saudaranya gugur Abimanyu menjadi lupa untuk
mengatur formasi perang, dia maju sendiri ketengah barisan Korawa
dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan pasukan
Korawa. Tak menyiakan kesempatan untuk bersiap-siap, Korawa
menghujani senjata ke tubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan
jatuh dari kudanya (dalam pewayangan digambarkan lukanya arang
kranjang = banyak sekali). Abimanyu terlihat seperti landak karena
berbagai senjata di tubuhnya.
Konon tragedi itu merupakan risiko
pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Utari, bahwa dia masih belum
punya istri dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk
berbagai senjata ketika perang Bharatayuddha. Abimanyu berbohong
karena ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari.
Dengan senjata yang menancap diseluruh tubuhnya sehingga dia tidak
bisa jalan lagi tidak membuat Abimanyu menyerah dia bahkan berhasil
membunuh putera mahkota Hastinapura (Laksmanakumara putera
Duryodana) dengan melemparkan keris Pulanggeni setelah menembus
tubuh empat prajurit lainnya. Pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa
untuk membunuh Abimanyu, mereka harus memutus langsang yang ada
didadanya, kemudian Abimanyu pun gugur oleh gada Kyai Glinggang atau
Galih Asem milik Jayadrata, ksatria Banakeling.
Popular Posts
-
ARYA SETYAKI juga dikenal dengan nama Arya Wresniwara, yang berarti perwira dari suku Wresni. Sedangkan julukan Singamulangjaya, karena a...
-
PUNTADEWA adalah putra sulung Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayi...
-
DEWI SARPAKENAKA adalah putri ketiga Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi, putri Prabu Sumali, raja negara Alengka. Ia mempunyai tiga orang sa...
-
RAMAWIJAYA dikenal pula dengan nama Ramayana, Ramaragawa, Ramacandra, Ramabadra, Rawadewa dan Raguputra. Ia merupakan putra tunggal Prabu...
-
ADIPATI KARNA yang nama lengkapnya Basukarna, adalah putra Dewi Kunti/Dewi Prita --- Putri Prabu Basukunti, raja Negara Mandura, dengan B...
0 komentar:
Posting Komentar