Tampilkan postingan dengan label B. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label B. Tampilkan semua postingan

BANOWATI

DEWI BANOWATI adalah putri Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati/Setyawati putri tunggal Bagawan Bagaspati dari pertapaan Argabelah. Ia mempunyai empat saudara kandung masing-masing bernama; Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata.

Dewi Banowati menikah dengan Prabu Suyudana/Duryadana, raja negara Astina, putra Prabu Drestarasta dengan Dewi Gandari. Dari perkawinan tersebut ia meperoleh dua orang putra bernama; Leksmanamandrakumara dan Dewi Laksmanawati.

Dewi Banowati berwatak; jujur, penuh belas kasih, jatmika (selalu dengan sopan santun) dan agak sedikit genit. Akhir riwayatnya diceritakan, ia mati dibunuh oleh Aswatama putra Resi Durna, setelah berakhirnya perang Bharatayuda, saat menunggu boyongan/pindahan keluarga Pandawa dari Negara Amarta ke negara Astina.
Baca SelengkapnyaBANOWATI

BANJARANJALI

BANJARANJALI adalah putra Prabu Hiranyakasipu, raja pertama negara Alengka dengan perrmaisuri Dewi Nariti, putri Prabu Nasa raja negara Banapura. Ia mempunyai dua orang saudara kandung, masing-masing bernama ; Dewi Kasipi dan Dewi Kistapi.

Banjaranjali menjadi raja negara Alengka menggantikan ayahnya, Prabu Hiranyakasipu yang tewas bersama Prabu Hiranyawreka, raja negara Kasi dalam peperangan di negara Medanggili melawan Maharaja Suman (penjelmaan Sanghyang Wisnyu) raja negara Medangpura. Banjaranjali yang bermaksud menunut balas, dapat dikalahkan dan takluk kepada Maharaja Sunda (penjelmaan Sanghyang Brahma}.

 Ia kemudian diambil menantu Maharaja Sunda dikawinkan dengan Dewi Bremani, putri Sanghyang Brahma dengan permaisuri Dewi Rarasyati. Demikian pula kedua adiknya, Dewi Kasipi dan Dewi Kistapi diambil menantu oleh Sanghyang Brahma. Dewi Kasipi dikawinkan dengan Bathara Brahmanatiyasa dan Dewi Kistapi dinikahkan dengan Bathara Brahmanayana.

Dari perkawinannya dengan Dewi Bremani, Prabu Banjaranjali memperoleh seorang putri yang diberi nama Dewi Bremaniwati, yang setelah dewasa menikah dengan Banjaransari yang turun temurun menurunkan raja-raja negara Alengka.
Baca SelengkapnyaBANJARANJALI

BANAPUTRA

PRABU BANAPUTRA adalah raja negara Ayodya. Ia putra Prabu Dadi dengan permaisuri Dewi Renggani, seorang hapsari/bidadari keturunan Sanghyang Triarta, putra Sanghyang Darmayaka. Prabu Banaputra menikah dengan Dewi Banawati, putri Prabu Banawa dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Kusalya atau Dewi Ragu.

Prabu Banaputra menurut wujudnya telah mencerminkn wataknya; gagah berani, teguh sentosa, bersahaja, pendiam dan sakti. Ia memerintah negara Ayodya dengan adil dan arif bijaksana. Ia juga menjalin hubungan yang akrab dengan para brahmana.

Karena menolak lamaran Prabu Dasamuka/Rahwana, raja negara Alengka yang ingin memperistri Dewi Kusalya, negara Ayodya diserang oleh balatentara Alengka. Prabu Banaputra dan Dewi Barawati tewas dibunuh oleh Prabu Dasamuka, sedangkan Dewi Kusalya berhasil diselamatkan oleh Resi Rawatmaja, brahmana dari pertapaan Puncakmolah yang mendapat bantuan Garuda Sempati.
Baca SelengkapnyaBANAPUTRA

BALADEWA

PRABU BALADEWA yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra/Maekah (Jawa).

Baladewa lahir kembar bersama adiknya, Narayana dan mempunyai adik lain ibu bernama: Dewi Sumbadra/Dewi Lara Ireng, putri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini.

Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang swarawati keraton Mandura.
Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana.
Baladewa sangat mahir dalam olah ketrampilan mempergunakan gada, hingga Bima dan Duryudana berguru kepadanya.

Baladewa mempunyai dua pusaka sakti; Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Bathara Brahma.

Baladewa juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, putri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati/Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama : Wisata dan Wimuka.
Prabu Baladewa diyakini sebagi titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan.
Baladewa berumur sangat panjang.

Setelah selesai perang Bharatayuda, Prabu Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja negara Astina setelah Prabu Kalimataya/Prabu Puntadewa, dengan gelar Resi Balarama.
Baladewa mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Yadawa.
Baca SelengkapnyaBALADEWA

BAGONG

BAGONG terjadi dari bayangan Sanghyang Ismaya atas sabda Sanghyang Tunggal, ayahnya.

Ketika Sanghyang Ismaya akan turun ke Arcapada, ia mohon kepada ayahnya seorang kawan yang akan menemaninya, karena Ismaya yang ditugaskan mengawasi trah keturunan Witaradya merasa tidak sah apabila sesuatu persaksian hanya dilakukan oleh seseorang.

Sanghyang Tunggal kemudian menyuruh Sanghyang Ismaya menoleh ke belakang , tahu-tahu telah ada seseorang yang bentuk tubuhnya hampir menyerupai dirinya.

Di dalam cerita pedalangan Jawa, Bagong dikenal pula dengan nama Bawor, Carub atau Astrajingga.Bagong mempunyai tabiat ; lagak lagu katanya kekanak-kanakan, lucu, suara besar agak serak (agor ; Jawa), tindakannya seperti orang bodoh, kata-katanya menjengkelkan, tetapi selalu tepat.

Bagong menikah dengan Endang Bagnyawati, anak Prabu Balya raja Gandarwa di Pucangsewu.
Perkawinannya itu bersamaan dengan perkawinan Semar dengan Dewi Kanistri dan perkawinan Resi Manumayasa dengan Dewi Kaniraras, kakak Dewi Kanistri, putri Bathara Hira.
Seperti halnya dengan Semar, Bagong berumur sangat panjang, ia hidup sampai jaman Madya.
Baca SelengkapnyaBAGONG

BAGASPATI

BAGAWAN BAGASPATI yang sewaktu mudanya bernama Bambang Anggana Putra, adalah putra Resi Jaladara dari Pertapaan Dewasana, dengan Dewi Anggini, keturunan Prabu Citragada, raja negara Magada. Pada mulanya Bambang Anggana Putra berwujud satria tampan, tetapi karena terkena kutukan Sanghyang Manikmaya tatkala akan memperistri Dewi Darmastuti wujudnya berubah menjadi raksasa.

Bagawan Bagaspati kemudian menjadi brahmana di pertapaan Argabelah dan bergelar Bagawan Bagaspati.
Bagaspati sangat sakti. Ia memiliki Ajian Candrabirawa, sehingga tidak bisa mati kecuali atas kemauannya sendiri.

Bagaspati menikah dengan Dewi Dharmastuti, seorang hapsari/bidadari, dan berputra Dewi Pujawati.
Bagaspati mempunyai watak; sabar, ikhlas, percaya akan kekuasaan Tuhan, rela berkorban dan sangat sayang pada putrinya.
Bagaspati bersahabat karib dengan Prabu Mandrapati, raja negara Mandara yang merupakan saudara seperguruan.

Akhir riwayatnya diceritakan, karena rasa cintanya dan demi kebahagiaan putrinya, Dewi Pujawati, Bagaspati rela mati dibunuh Narasoma, menantunya sendiri.
Sebelum tewas, ia menyerahkan Aji Candrabirawa kepada Narasoma.
Baca SelengkapnyaBAGASPATI

BADRAHINI

DEWI BADRAHINI adalah seorang hapsari keturunan Bathara Bramana, turun ke-tiga dari Sanghyang Taya, adik Sanghyang Wenang. Ia menjadi istri ketiga dari Prabu Basudewa, raja negara Mandura. Kedua istri Prabu Basudewa yang lain ialah kakak beradik, Dewi Mahira/Maerah dan Dewi Mahindra/ Maekah. Dewi Badrahini mempunyai watak; setia, murah hati, baik budi, sabar dan jatmika (selalu dengan sopan santun).

Dari perkawinannya dengan Prabu Basudewa, ia memperoleh seorang putri cantik bernama Dewi Rara Ireng atau Dewi Sumbadra, yang diyakini sebagai titisan Bathari Sri, istri Sanghyang Wisnu.

Akibat dari ulah Kangsa, putra Dewi Maerah {Kangsa sesungguhnya putra Dewi Maerah dengan Prabu Gorawangsa, raja raksasa negara Gowabarong yang beralih rupa menjadi Prabu Basudewa palsu dan berhasil menggauli Dewi Maerah) yang ingin merebut tahta kerajaan Mandura dan membinasakan purtra-putri Prabu Basudewa yang lain, Dewi Badrahini terpaksa harus berpisah dengan putri tunggalnya. Demi keselamatan jiwanya,

Dewi Sumbadra yang masih kecil harus tinggal di padepokan Widarakandang dalam asuhan Demang Antagopa dan Nyai Sagupi. Setelah Kangsa mati terbunuh dalam peperangan melawan Kakrasana dan Narayana, putra Prabu Basudewa dari permaisuri Dewi Maekah, Dewi Badrahini dapat berkumpul kembali dengan Dewi Sumbadra.

Dewi Badrahini hidup bahagia sampai hari tuanya. Ia meninggal setelah perkawinan Dewi Sumbadra dengan Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, putra Prabu Pandu, raja negara Astina dari permaisuri Dewi Kunti, adik Prabu Basudewa
Baca SelengkapnyaBADRAHINI

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *