Tampilkan postingan dengan label N. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label N. Tampilkan semua postingan

NIWATAKAWACA

PRABU NIWATAKAWACA waktu mudanya bernama Arya Nirbita. Ia adalah keturunan dari Prabu Pracona, raja raksasa negara Gowabarong yang tewas dalam peperangan melawan Bambang Tutuka/Gatotkaca di Suralaya. Karena ketekunannya bertapa Arya Nirbita menjadi sangat sakti. Ia tidak dapat mati bila noktah belang yang berada di langit-langit mulutnya tidak dikenai senjata.

Arya Nirbita berhasil menjadi raja di negara Manikmantaka dan bergelar Prabu Niwatakawaca. Ia meikah dengan Dewi Sanjiwati dan mempunyai dua orang putra masing-masing bernama : Arya Nilarudraka, yang setelah dewasa menjadi raja negara Tegalparang dan Dewi Mustakaweni. Seperti ayahnya, Prabu Pracona, Prabu Niwatakawaca juga ingin memperistri seorang bidadari. Ia kemudian pergi ke Suralaya melamar Dewi Supraba. Ketika lamarannya ditolak, Prabu Niwatakawaca mengamuk menyerang dan mengalahkan para Dewa.

Bhatara Guru dan Bahtara Narada turun ke Arcapada untuk meminta bantuan Arjuna yang waktu itu sedang mejadi brahmana di goa Mintaraga, gunung Indrakila bergelar Bagawan Ciptaning. Prabu Niwatakawaca akhirnya tewas dalam pertempuran melawan Arjuna setelah noktah belang yang berada dilangit-langit mulutnya terkena pusaka panah Pasopati yang dengan bantuan Dewi Supraba dapat mengetahui rahasia hidup mati Prabu Niwatakawaca.
Baca SelengkapnyaNIWATAKAWACA

NIRBITA

ARYA NIRBITA adalah putra Arya Setatama, putra angkat Resi Palasara dengan Dewi Durgandini/Dewi Setyawati, putri Prabu Basukesti dari negara Wirata. Ibunya bernama Dewi Kandini, enam keturunan dari Bathara Brahmanakanda, putra Sanghyang Brahma.

Arya Nirbita pernah berguru pada Resi Parasara di padepokan Paremana, salah satu puncak gunung Saptaarga dalam hal ilmu kasidan/kesaktian. Sedangkan dalam olah keprajuritan, selain berguru pada ayahnya, ia juga berguru pada Rajamala pamannya. Karena itu selain sakti, Arya Nirbita sangat pandai bermain gada dan senjata trisula. Arya Nirbita memiliki sifat dan perwatakan ; jujur, setia, patuh pada perintah dan sangat berbakti kepada negara dan rajanya.

Setelah ayahnya, Arya Setatama tewas dalam pertempuran melawan Jagalabilawa/Bima karena terlibat dalam tindakan makar menggulingkan Prabu Durgandana/Matswapati yang dilakukan Rupakenca dan Kencakarupa, oleh Prabu Matswapati ia diangkat menjadi patih negara Wirata menggantikasn ayahnya. Arya Nirbita menikah dengan Dewi Kuwari, putri Arya Kidangtalun, andel Resi Palasara, manusia yang tercipta dari seekor menjangan/kidang sewaktu Resi Palasara menjadi raja di kerajaan Gajahoya..Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra yang diberi nama Arya Kawakwa.

Pada saat berkobarnya perang Bharatayuda, Arya Nirbita memangku jabatan pimpinan pasukan negara Wirata terjun ke medan perang membela keluarga Pandawa. Ia gugur dalam pertempuran melawan Prabu Salya, raja negara Mandaraka.
Baca SelengkapnyaNIRBITA

NIOYA

SANGHYANG NIOYA adalah Dewa kasih sayang, Kesuburan dan kemuliaan. Ia bersemayam di Kahyangan Argamaya, satu kahyangan bersama Sanghyang Triyarta. Sanghyang Nioya adalah putra keempat dari lima bersaudara putra Sanghyang Wenang dengan Dewi Saoti. Keempat orang saudara kandungnya masing-masing bernama ; Dewi Sayati, Sanghyang Sengganam Sanghyang Heramaya dan Sanghyang Tunggal.

Sangyang Nioya menikah dengan Bathari Darmastuti, yang masih kemenakannya sendiri karena Bathari Darmastuti adalah putri Sanghyang Tunggal dengan Dewi Dremani, putri Sanghyang Darmajaka.

Seperti sudah menjadi kehendak Sang Maha Pencipta, perkawinan Sanghyang Nioya dengan Bathari Darmastuti sebagai perantara lahirnya para bidadari. Hal ini karena ke-40 (empat puluh) orang anak Sanghyang Nioya dengan Bathari Darmastuti semuanya perempuan yang kesemuanya hidup sebagai bidadari dan hapsari. Para bidadari inilah yang kemudian menjadi istri para dewa keturunan Sanghyang Tunggal, baik anak ketururan Sanghyang Ismaya maupun anak keturunan Sanghyang Manikmaya. Sedangkan para hapsari turun ke arcapada menjadi istri para raja baik dari golongan satria maupun raksasa, juga menjadi istri para resi.

Dari sekian banyak putri Sanghyang Nioya yang dikenal dalam pedalangan diantaranya Dewi Warsiki yang merupakan salah satu tujuh bidadari upacara di kahyangan, dan Dewi Urwaci, bidadari paling seksi di kahyangan dan menjadi kecintaan Bathara Guru.
Baca SelengkapnyaNIOYA

NILARUDRAKA

PRABU NILARUDRAKA adalah putra Prabu Niwatakawaca/Arya Nirbita, raja raksasa negara Manikmantaka dengan permaisuri Dewi Sanjiwati. Ia mempunyai adik kandung bernama Dewi Mustakaweni. Karena ketekunannya bertapa, ia menjadi sangat sakti. Berwatak angkara murka, kejam, bengis, pendendam, dan selalu menurutkan kata hatinya.

Nilarudraka berhasil merebut negara Tanjung Parang setelah menewaskan Prabu Kalaludra dalam satu peperangan. Prabu Nilarudraka menyuruh adiknya, Dewi Mustakaweni untuk mencuri pusaka Jamus Kalimasada milik Prabu Puntadewa. Ia ingin membinasakan keluarga Pandawa, untuk membalas dendam atas kematian ayahnya, Prabu Niwatakawaca yang mati oleh Arjuna dengan panah Pasopati. Usahanya gagal karena Dewi Mustakaweni jatuh cinta pada Prabakusuma/Bambang Priyambada, putra Arjuna dengan Dewi Supraba.
Untuk melampiaskan kejengkelannya, Prabu Nilarudraka kemudian menyerang kahyangan, mengobrak-abrik Suralaya dan mengalahkan para Dewa. Akhirnya Prabu Nilarudraka tewas dalam peperangan melawan Ganesa, manusia berkepala gajah, putra Bhatara Guru dengan Dewi Uma.
Baca SelengkapnyaNILARUDRAKA

NARASINGA

PRABU NARASINGA adalah raja negara Dwaraka/Dwarawati. Ia masih bersaudara dengan Prabu Narakasura, raja negara Surateleng, yang berarti masih keturunan Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Bathari Durga/Dewi Pramuni dari kahyangan Sentragandamayit/Ganda Umayi.

Karena ketekunannya bertapa, Narasinga menjadi sangat sakti. Ia merebut negara Dwarawati setelah menewaskan Prabu Yudakalakresna dalam satu peperangan. Setelah mengangkat dirinya menjadi raja negara Dwarawati bergelar Prabu Narasingamurti, Arya Singamulangjaya, adik mendiang Prabu Yudakalakresna diangkatnya menajadi Senapati perangnya.

Prabu Narasinga tidak terlalu lama memerintah negara Dwarawati. Ia tewas dalam peperangan melawan Narayana, putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dari permaisuri Dewi Mahendra/Maerah (Jawa), yang merebut negara Dwarawati dengan bantuan keluarga Pandawa. Senapati perang Dwarawati, Arya Singamulajaya tewas dalam peperangan melawan Arya Setyaki putra Arya Ugarsena/Prabu Setyajid dengan Dewi Wersini, dari negara Lesanpura.
Baca SelengkapnyaNARASINGA

NARAKASURA

PRABU NARAKASURA adalah raja negara Surateleng. Ia masih keturunan Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Bathari Durga/Dewi Pramuni dari kahyangan Setragandamayit. Ia berwatak angakra murka, keras hati dan ingin menangnya sendiri.

Prabu Narakasura sangat sakti. Ia pernah menyerang Suralaya dan mengalahkan para Dewa. Prabu Narakasura ingin mengalahkan Prabu Kresna dan merebut kembali negara Dwarawati sebagai upaya balas dendam atas kematian saudaranya, Prabu Narasinga raja negara Dwarawati yang tewas dalam peperangan malawan Prabu Kresna. Ia kerahkan seluruh prajurit Surateleng di bawah pimpinan patih Pancatnyana menyerang negara Dwarawati.

Akhirnya Prabu Narakasura tewas dalam peperangan malawan Bambang Sitija, putra Prabu Kresna dengan Dewi Pretiwi, putri Prabu Nagaraja dari kerjaan Sumur Jalatunda. Arwahnya menyatu dalam tubuh Bambang Sitija, yang kemudian menjadi raja negara Surateleng bergelar Prabu Narakasura.
Baca SelengkapnyaNARAKASURA

NARADA

SANGHAYANG NARADA dikenal pula dengan nama Sanghyang Kanwakaputra atau Sanghyang Kanekaputra. Ia adalah putra sulung dari empat bersaudara putra Sanghyang Caturkanaka dengan Dewi Laksmi, yang berarti cucu Sanghyang Wening, adik Sanghyang Wenang. Tiga saudara kandungnya masing-masing bernama ; Sanghyang Pitanjala, Dewi Tiksnawati dan Sanghyang Caturwarna.

Sanghyang Narada sangat sakti dan pernah bertapa di atas permukaan air samudra sambil menggenggam Cupu Linggamanik. Karena kesaktiaannya melebihi Sanghyang Manikmaya, ia kemudian ditundukkan dengan Aji Kemayan, sehingga beralih rupa dan wujudnya menjadi pendek bulat dan berparas jelek. Sebagai imbalan, oleh Sanghyang Manikmaya, Sanghyang Narada diangkat menjadi tuwangga (= patih) di Suralaya dan dituakan oleh Sanghyang Manikmaya dengan sebutan "kakang/kakanda".

Sanghyang Narada sangat dipatuhi/disuyudi (Jawa) oleh siapa saja yang bergaul dengannya, karena keramahannya. Ia sangat alim, pandai dalam segala ilmu pengetahuan, periang, jujur, hatinya bening, pikirannya cerdas, senang bersenda-gurau, seorang prajurit dan pandita, sehingga mendapat julukan Resi.

Sanghyang Narada tinggal di kahyangan Siddi Udaludal atau Sudukpangudaludal (pedalangan Jawa) dan menikah dengan Dewi Wiyodi. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra, masing-masing bernama ; Dewi Kanekawati, yang kemudian dianugerahkan kepada Resi Seta, putra Prabu Matswapati, raja negara Wirata, dan Bathara Malangdewa.
Baca SelengkapnyaNARADA

NANDI

NANDI atau Nanda merupakan nama lembu gumarang (lembu yang mempunyai dasar warna bulunya putih bertaburkan merah kuning keemasan). Dalam cerita pedalangan, Nandi dikenal pula dengan nama Nandini atau Handini. Nandi adalah anak raja jin bernama Prabu Patanam di negara Dahulagiri, sebelah timur laut Pegunungan Tengguru/Himalaya. Ia mempunyai saudar sekandung yang dilahirkan kembar berwujud raksasa masing-masing bernama Cingkarabala dan Balakupata, yang menjadi penjaga pintu gapura Selamatangkep di kahyangan Jonggringsaloka.

Nandi sangat sakti, kuat dan bengal. Karena kesaktiannya itu ia menobatkan diri sebagai penguasa jagad raya, disanjung dan dipuja rakyat di jasirah Dahulagiri. Mendengar pemujaan Nandi yang berkebihan itu, Sanghyang Manikmaya/Bathara Guru menjadi sangat murka. Karena di seluruh Tribuana (jagad Mayapada,Madyapada dan Arcapada) seharusnya tidak ada yang pantas dipuja dan disembah kecuali dirinya sebagai raja Dewata.

Bathara Guru kemudian datang ke Dahulagiri untuk memerangi Nandi. Peperangan pun tejadilah. Dengan Aji Kamayan, Bathara Guru berhasil menundukkan Nandi. Ia menyerah dan mohon pengampunan. Oleh Bathara Guru, Nandi diampuni dan diboyong ke Suralaya, dijadikan tunggangan pribadi Bathara Guru. Nandi pernah dipinjam oleh Prabu Pandu, raja negara Astina, memenuhi permintaan Dewi Madrim, istrinya yang waktu itu sedang mengandung Nakula dan Sadewa, untuk dinaiki terbang berputar-putar di atas taman Kadilengleng negara Astina.
Baca SelengkapnyaNANDI

NAKULA

NAKULA yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa (pedalangan Jawa), Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama; Puntadewa, Bima/Werkundara dan Arjuna.

Nakula adalah titisan Bathara Aswi, Dewa Tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi, ―Banyu Panguripan/Air kehidupan‖ pemberian Bhatara Indra.

Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu ;

1. Dewi Sayati putri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putra masing-masing bernama; Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.

2. Dewi Srengganawati, putri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai/narmada Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra/Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.

Setelah selesai perang Bharatyuda, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa bersama keempat saudaranya.
Baca SelengkapnyaNAKULA

NAGATATMALA

BAMBANG NAGATATMALA adalah putra kedua (bungsu) Sanghyang Anantaboga dari Kahyangan Saptapratala dengan Dewi Supreti. Ia mempunyai kakak kandung seorang perempuan bernama Dewi Nagagini yang menjadi istri Bima/Werkudara, salah satu dari lima satria Pandawa, putra Prabu Pandu, raja negara Astina dengan Dewi Kunti.

Bambang Nagatatmala berwajah tampan, memiliki sifat dan perwatakan berani,. jujur, setia, keras dalam kemauan dan sangat berbakti. Pada suatu ketika ia melihat lukisan semua makhluk bernyawa termasuk para Dewa dan bidadari.

Ketika melihat lukisan pasangan suami-istri Dewi Mumpuni dengan Bathara Yama, dewa penjaga neraka dari kahyangan Paranggumiwang atau Yamani (Mahabharata), ia langsung tertarik pada Dewi Mumpuni. Nagatatmala kemudian menanyakan riwayat kedua pasangan itu kepada Dewi Supreti, ibunya. Oleh Dewi Supreti diceritakan kisah kehidupan rumah tangga Dewi Mumpuni dengan Bathara Yama yang tidak harmonis, karena sesungguhnya Dew Mumpuni tidak mencintai suaminya. Dewi Mumpuni .bersedia menikah dengan Bathara Yama karena melaksanakan perintah Bathara Guru.

Bambang Nagatatmala merasa tertarik dengan cerita tersebut. Ia segera pergi ike kahyangan Parangumiwang untuk menemui Dewi Mumpuni. Setelah terjadi pertemuan, mereka saling jatuh cinta, dan bersepakat untuk menjadi suami-istri. Bambang Nagatatmala kemudian membawa lari ewi Mumpuni ke kahyangan Sapta;pratala. Tuntutan Bathara Yama untuk kembalinya Dewi Mumpuni ditolak Batrhara Guru, karena menurut ketentuan Dewata, Dewi Mumpuni memang telah ditakdirkan menjadi isri Bambang Nagatatmala.
Baca SelengkapnyaNAGATATMALA

NAGARAJA

PRABU NAGARAJA adalah raja tatsaka/raja ular naga yang bersemayam di Sumur Jalatunda. Pemaisurinya bernama Dewi Tatsiki. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing bernama Dewi Pratiwi dan Bambang Pratiwanggana.

Prabu Nagaraja adalah mertua Sanghyang Wisnu, yang kawin dengan putrinya, Dewi Pratwiwi, dan berputra dua orang, yaitu; Bambang Sitija dan Dewi Siti Sundari, yang kemudian diambil hak sebagi putra-putri Prabu Kresna, raja negara Dwarawati, sebagai penjelmaan Sanghyang Wisnu. Prabu Nagaraja bersedia menerima lamaran Sanghyang Wisnu dan menyerahkan putrinya Dewi Pratiwi apabila Sanghyang Wisnu dapat memenuhi satu persyaratan, menyerahkan Cangkok Wijayamulya, yang mempnyai khasiat dapat menghidupkan kematian. Atas petunjuknya pula Sanghyang Wisnu akhirnya dapat menemukan dan mendapatkan Cangkok Wijayamulya yang berada dalam mulut banteng Wisnuhara.

Cangkok Wijayamulya oleh Prabu Nagaraja diberikan kepada Dewi P:ratiwi, yang kemudian diberikan kepada Bambang Sitija saat Sitija turun ke arcapada mencari penjelmaan dan titis Sanghyang Wisnu di arcapada.
Baca SelengkapnyaNAGARAJA

NAGAPAYA

PRABU NAGAPAYA adalah raja raksasa negara Kiskenda. Ia masih keturnan Bathara Siwahjaya, putra Bathara Kala dengan Dewi Pramuni dari kahyangan Setragandamayit. Prabu Nagapaya memiliki sifat dan perwatakan, pemberani, serakah, nemios, kejam serta mau benar dan menangnya sendiri.

Merasa sangat sakti, Prabu Nagapaya datang ke Suralaya untuk meminang Dewi Supraba, bidadari tecantik di kaendran. Ketka pinanganya ditiolak, Prabu Nagapaya mengamuk, kemudian mengerahkan balatentara raksasa Kiskenda untuk menyerang Suralaya.

Ketika pasukan dewa tak kuasa mengatasi amukan bala raksasa Kiskenda, dan tak seoranjg dewa pun dapat mengalahkan Prabu Nagapaya, Bathara Guru kemudian mengutus Bathara Narada turun ke Arcapada untuk meminta bantuan Prabu Pandu, raka negara Astina. Pandu kemudian pergi ke Suralaya dengan mengerahkan pasukan Astina dibawah pimpian patih Gandamana dan Arya Sucitra. Dalam peperangan tersebut, Prabu Nagapaya dapat dibinasakan oleh Pandu.
Baca SelengkapnyaNAGAPAYA

NAGAGINI

DEWI NAGAGINI adalah putri Hyang Anantaboga dengan Dewi Supreti dari Kahyangan Saptapratala. Ia mempunyai adik kandung bernama Bambang Nagatatmala.

Dewi Nagagini menikah dengan Bima/Werkundara, salah satu dari lima satria Pandawa, putra Prabu Pandu raja negara Astina, dengan permaisuri Dewi Kunti. Mereka bertemu, tatkala keluarga Pandawa dan Dewi Kunti dalam upaya menyelamatkan diri dari rencana pembunuhan oleh keluarga Kurawa dalam peristiwa ru,ah damar di hutan Wanayasa (peristiwa ―Bale Sigala-gala‖) sampai di Kahyangan Saptapratala.

Dari perkawinan tersebut, lahir seorang putra yang diberi nama Arya Anantareja.
Dewi Nagagini mempunyai sifat dan perwatakan; setia, sangat berbakti, cinta terhadap sesama makhluk dan suka menolong.
Baca SelengkapnyaNAGAGINI

NAGABAGINDA

PRABU NAGABAGINDA adalah raja negara Jangkarbumi. Ia ingin menguasai negara di dalam semua lapisan bumi. Untuk memenuhi cita-cuitanya itu, hampir seratus tahun lamanya ia bertapa di pusaran samudra, memuja Bathari Durga, untuk memperoleh berbagai ilmu kesaktian.

Merasa sangat sakti, Prabu Nagabaginda kemudian pergi ke Suralaya, menagih janji Sanghyang Manikmaya yang akan memberikan Dewi Supreti dan kekuasan untuk merajai seluruh dasar bumi. Tetapi Sanghyang Manikmaya tidak dapat memenuhi janjinya, karena Dewi Supreti telah dianugerahkan kepada Anantaboga, yang telah mendapat kedudukan setingkat dewa dan kekuasaan penuh untuk menguasai tujuh bagian bumi/ Saptapratala.

Prabu Nagabaginda menjadi marah dan menyerang Suralaya. Ia berhasil mengalahkan para dewa. Tapi akhirnya Prabu Nagabaginda tewas dalam peperangan melawan Anantareja, putra Dewi Nagagini -- putri Hyang Anantaboga, dengan Bima -- satu dari lima satria Pandawa, putra Prabu Pandu, raja negara Astina dengan Dewi Kunti. Oleh Bathara Guru, negara Jangkarbumi kemudian diserahkan kepada Anantareja.
Baca SelengkapnyaNAGABAGINDA

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *