Prabu Dasamuka, raja Alengka, berpikir keras untuk memenangkan perang melawan bala tentara kera anak buah Ramawijaya.
Untuk memenangkan perang, Dasamuka merebut Kembang Dewaretna dari tangan Batara Danaraja alias Batara Kuwera. Sang Dewa berusaha mempertahankan, tetapi gagal. Ia kemudian mencipta seekor kera berbulu kuning dari seekor kumbang yang selama ini selalu bersama dengan Kembang Dewaretna. Kera jadi-jadian itu dinamakan Kapi Pramuja, dan diperintahkan mengabdi pada Sri Rama.
Setelah Kapi Pramuja menghadap Rama, ia diperintahkan mengambil kembali Kembang Dewaretna yang dirampas Dasamuka.
Sebelum berangkat ke Alengka, Kapi Pramuja lebih dulu menghadap Batara Surya dan mohon agar dewa itu menciptakan seribu matahari.
Sewaktu orang Alengka, termasuk Prabu Dasamuka, sedang mengagumi sinar matahari di langit, Kapi Pramuja menyusup ke Keraton Alengka. Dengan penciumannya yang amat tajam, Kapi Pramuja berhasil menemukan Kembang Dewaretna dan membawanya kabur dari Alengka.
Dasamuka marah besar pada Patih Prahasta karena hilangnya Kembang Dewaretna, karena Prahastalah yang diserahi tanggung jawab. Raja Alengka itu mengingatkan bahwa Prahasta masih punya tanggung jawab lain, yaitu menjaga pedang pusaka Kyai Mentawa. Prahasta harus mempertaruhkan jiwanya untuk menjaga pedang itu.
Dalam pada itu, setelah menerima Kembang Dewandaru, Rama yakin bahwa prajurit keranya akan menang karena bunga sakti itu berkhasiat melindung keselamatan para kera.
Agar lebih yakin akan datangnya kemenangan, Rama memerintahkan Patih Anila untuk merampas pedang Kyai Mentawa dari Alengka. Anila berangkat ke Alengka, dan untuk merampas pedang itu terpaksa berperang tanding dengan Patih Prahasta.
Anila kewalahan, dan melarikan diri, tetapi tetap dikejar Prahasta. Sesampainya di perbatasan Alengka dan Hutan Dandaka, Anila melihat sebuah tugu batu. Segera dicabutnya tugu itu, dan digunakan untuk memukul kepala Prahasta.
Seketika itu juga Prahasta roboh, dan gugur. Tugu yang digunakan sebagai gada lenyap, dan muncullah bidadari Dewi Indradi.
Tugu itu ternyata penjelmaan Dewi Indradi yang dikutuk. Setelah berubah ujud menjadi bidadari, ia segera kembali ke Kahyangan.
Popular Posts
-
KANGSADEWA , sering pula disebut Kangsa sesungguhnya putra Gorawangsa, raja raksasa negara Gowabarong yang beralih rupa menjadi Prabu Basu...
-
PUNTADEWA adalah putra sulung Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayi...
-
ARYA SETYAKI juga dikenal dengan nama Arya Wresniwara, yang berarti perwira dari suku Wresni. Sedangkan julukan Singamulangjaya, karena a...
-
RAMAWIJAYA dikenal pula dengan nama Ramayana, Ramaragawa, Ramacandra, Ramabadra, Rawadewa dan Raguputra. Ia merupakan putra tunggal Prabu...
-
BATHARA WRAHASPATI adalah putra keempat Sanghyang Ismaya dengan Dewi Senggani, putri Sanghyang Wening/Darmayaka. Ia mempunyai sembilan orang...

0 komentar:
Posting Komentar