Tampilkan postingan dengan label D. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label D. Tampilkan semua postingan

Darmajahi

Darmajahi adalah salah seorang putra Prabu Drestarasta, raja Astina. Ibunya adalah Dewi Gendari. Dengan demikian ia adalah salah satu dari kerabat Sata Kurawa. 

Darmajahi termasuk keluarga Kurawa yang tidak terkenal dibandingkan saudara lainnya. Keberadaannya hampir tidak pernah ditemukan didalam cerita pedalangan, dan hanya sebagai tokoh pelengkap. Namun, ia mati dalam perang Baratayuda bersama para Kurawa lainnya.
Baca SelengkapnyaDarmajahi

DURYUDANA

DURYUDANA adalah putra sulung Prabu Drestarastra, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dari negara Gandaradesa (Plasajenar/Pedalangan Jawa). Ia bersaudara 100 (seratus) orang, --- 99 orang laki-laki dan 1 orang wanita, yang disebut dengan Sata Kurawa. Diantaranya yang terkenal adalah ; Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Citraksa, Citraksi, Durmagati, Dursasana (Adipati Banjarjungut), Gardapati, Gardapura (raja negara Bukasapta), Kartamarma (raja negara Banyutinalang) dan Patiweya.

Duryudana berwatak jujur, mudah terpengaruh karena dungunya dan menyenangi sesuatu yang serba enak dan bergelimang dengan kemewahan. Sebagai pimpinan/orang yang tertua dari keluarga Kurawa yang berdarah Kuru, Duryudana pun disebut dengan nama Kurupati. Ia juga dikenal dengan nama Detaputra, Gendarisuta (anak Dewi Gendari), Jakawitana dan Suyudana.

Duryudana menikah dengan Dewi Banowati, putri ketiga Prabu Salya dengan Dewi Pujawati/Setyawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut, ia memperoleh dua orang putra bernama ; Leksmanamandrakumara dan Dewi Leksmanawati (setelah dewasa kawin dengan Warsakusuma, putra Adipati Karna).

Duryudana pandai bermain gada, dan memiliki kesaktian kebal dari segala macam senjata berkat daya kesaktian Minyak Tala yang membaluri/membasuh seluruh tubuhnya. Ia gugur dalam perang Bhatarayuda melawan Bima. Tubuhnya hancur terkena hantaman Gada Rujakpala.
Baca SelengkapnyaDURYUDANA

DURSILAWATI

DEWI DURSILAWATI adalah satu-satunya wanita dari 100 (seratus) orang putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa.

Diantara 100 orang, keluarga Kurawa yang dikenal dalam pedalangan adalah; Duryudana (raja Negara Astina), Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Citraksa, Citraksi, Carucitra, Citrayuda, Citraboma, Dursasana (Adipati Banjar Jumut), Durmuka, Durmagati, Durgempo, Gardapati (raja negara Bukasapta), Gardapura, Kartamarma (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Wikataboma, dan Widandini (raja negara Purantara).

Dewi Dursilawati sangat dimanja oleh orang tuanya dan saudara-saudaranya.
Hidupnya serba mewah, keinginanya selalu terlaksana.
Dewi Dursilawati jarang sekali keluar dari lingkungan istana.

Wataknya bersahaja, menarik hati, gaya dan kata-katanya serba menarik.
Dewi Dursilawati menikah dengan Arya Sinduraja/Arya Tirtanata atau lebih dikenal dengan nama Arya Jayadrata, raja negara Sindu.Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama Arya Wiruta dan Arya Surata.

Setelah berakhirnya perang Bharatayuda dengan tewasnya suaminya, Arya Jayadrata dan seluruh saudaranya dimedan perang Kurusetra, Dewi Dursilawati tinggal dinegara Sindu bersama putranya, Arya Surata yang bertahta menjadi raja negara Sindu menggantikan ayahnya.

Sesekali ia datang kenegara Astina untuk membangun dan melanggengkan keakraban hubungan kekeluarga dengan keluarga Pandawa dan keturunannya.
Baca SelengkapnyaDURSILAWATI

DURSASANA

DURSASANA adalah putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa.

Dursasana bersaudara 100 orang --{99 orang pria dan 1 orang wanita} yang disebut Sata Kurawa.

Diantaranya yang dikenal dalam pedalangan adalah Duryudana (raja Negara Astina), Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Citraksa, Citraksi, Carucitra, Citrayuda, Citraboma, Durmuka, Durmagati, Durgempo, Gardapati (raja Negara Bukasapta), Gardapura , Kartamarma, (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Wikataboma, Widandini (raja negara Purantara) dan Dewi Dursilawati.

Dursasana menikah dengan Dewi Saltani, putri Adipati Banjarjungut.
Dari perkawinan ini ia berputra seorang lelaki bernama Dursala. Dursasana berbadan besar, gagah dan bermulut lebar, mempunyai watak dan sifat; takabur, gemar bertindak sewenang-wenang, besar kepala, senang meremehkan dan menghina orang lain.

Dursasana mempunyai pusaka sebuah keris yang luar biasa besarnya bernama Kyai Barla.
Dursasana mati di medan perang Bharatayuda oleh Bima/Werkudara dalam keadaan sangat menyedihkan.

Dadanya dibelah dengan kuku Pancanaka. Darah yang menyembur ditampung Bima untuk memenuhi sumpah Dewi Drupadi, yang akan dibuat kramas dan mencuci rambutnya.
Anggota tubuh dan kepala Dursasana hancur berkeping-keping, dihantam gada Rujakpala.
Baca SelengkapnyaDURSASANA

DURSALA

DURSALA adalah putra Arya Dursasana, Adipati Banjarjumut yang merupakan salah satu dari seratus orang keluarga Kurawa dengan Dewi Saltani.

Dursala berbadan besar, gagah dan bermulut lemar.

Dursala mempunyai watak dan sifat; takabur, besar kepala dan senang meremehkan orang lain, ia sangat sakti.

Selain pernah berguru pada Resi Durna, Dursala juga menjadi murid kesayangan Bagawan Pisaca, seorang pendeta raksasa dari pertapaanCarangwulung di hutan Wanayasa.

Dursala diberi Aji Gineng oleh Bagawan Pisaca yang berkhasiat kesaktian siapa saja yang digertaknya badannya akan hancur lebur. Dursala menikah dengan Dewi Sumini.
Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra yang diberi nama Arya Susena.

Dursala tewas dalam pertempuran melawan Gatotkaca tatkala ia bermaksud menguasai negara Amarta.
Badannya hancur terkena hantaman Aji Narantaka. DURSASANA
Baca SelengkapnyaDURSALA

DRONA-DURNA

RESI DRONA atau Durna yang waktu mudanya bernama Bambang Kumbayana adalah putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini. Ia mempunyai saudara seayah seibu bernama ; Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani.

Resi Drona berwatak; tinggi hati, sombong, congkak, bengis, banyak bicaranya, tetapi kecakapan, kecerdikan, kepandaian dan kesaktiannnya luar baisa serta sangat mahir dalam siasat perang.

Karena kesaktian dan kemahirannya dalam olah keprajuritan, Drona dipercaya menjadi guru anak-anak Pandawa dan Kurawa. Ia mempunyai pusaka sakti berwujud keris bernama Cundamanik dan panah Sangkali (diberikan kepada Arjuna).

Resi Drona menikah dengan Dewi Krepi, putri Prabu Purungaji, raja negara Tempuru, dan memperoleh seorang putra bernama Bambang Aswatama. Ia berhasil mendirikan padepokan Sokalima setelah berhasil merebut hampir setengah wilayah negara Pancala dari kekuasaan Prabu Drupada.

Dalam peran Bharatayuda Resi Drona diangkat menjadi Senapati Agung Kurawa, setelah gugurnya Resi Bisma. Ia sangat mahir dalam siasat perang dan selalu tepat menentukan gelar perang.

Resi Drona gugur di medan pertempuran oleh tebasan pedang Drestadyumna, putra Prabu Drupada, yang memenggal putus kepalanya. Konon kematian Resi Drona akibat dendam Prabu Ekalaya raja negara Parangggelung yang arwahnya menyatu dalam tubuh Drestadyumna
Baca SelengkapnyaDRONA-DURNA

DURMAGATI

DURMAGATI adalah salah seorang diantara 100 orang keluarga Kurawa (Sata Kurawa) yang terkemuka.

Ia putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa. Dari 100 orang saudaranya yang dikenal dalam pedalangan adalah ; Duryudana (raja negara Astina), Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Wikataboma, Citraksa, Citraksi, Citraboma, Citrayuda, Carucitra, Dursasana (Adipati Banjarjumut), Durmuka, Durgempo, Gardapati (raja negara Bukasapta), Gardapura, Kartamarma (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Windandini (raja negara Purantara) dan Dewi Dursilawati.

Durmagati memiliki perwatakan ; lucu, acuh tak acuh, banyak akal dan pandai bicara.

Ia juga mahir dalam olah keprajuritan mempermainkan senjata gada dan trisula.Ketika berlangsung perang Bharatayuda, Durmagati bersama beberapa orang saudaranya, diantaranya; Citrakundala, Durbahu, Durgama, Jalasaha, Jalasantana, Jalasuma dan Bimasuwala bermaksud mengeroyok Bima yang sedang ngamuk menuntuk balas atas kematian Gatotkaca. Dalam peperangan tersebut, Durmagati dan sembilan orang saudaranya tewas terkena hantaman gada Rujakpala.
Baca SelengkapnyaDURMAGATI

DURGA

BATHARI DURGA pada mulanya bernama Dewi Danapati/Dewi Pramuni. Bertahun - tahun ia bertapa di hutan Krendayana karena bercita-cita ingin menjadi istri Sanghyang Manikmaya, raja Tribuana. Keinginannya terkabul, tetapi hanya badan wadagnya/raganya saja.

Oleh Sanghyang Manikmaya, badan halusnya/sukmya dipertukarkan dengan badan halus/sukma Dewi Umayi yang pada waktu itu badan raganya telah menjadi raseksi bernama Bathari Durga.

Oleh Sanghyang Manikmaya, Bathari Durga ditempatkan di Kahyangan Setragandamayit/Setraganda Umayi di hutan Krendayana, menjadi ratu/penguasa golongan makhluk siluman.

Setelah berputra Bathara Dewasrani sebagai istri Sanghyang Manikmaya, Bathari Durga kemudian dinikahkan dengan Bathara Kala, putra bungsu Sanghyang Manikmaya dengan Dewi Umayi. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh lima orang putra masing-msing bernama ; Bathara Siwahjaya, Bathari Kalayuwati, Bathara Kalayuwana, Bathara Kalagota dan Bathara Kartinea.

Sebagai penguasa makhluk siluman, Bathari Durga berhak memberi anugrah kepada para pemujanya, baik berupa harta benda/kekayaan ataupun ilmu kesaktian. Karena berwujud akyan/badan halus, Bathari Durga bersifat abadi, hidup sepanjang jaman
Baca SelengkapnyaDURGA

DRUWASA

RESI DRUWASA adalah brahmana kerajaan negara Mandura dari pertapaan Jagadwitana. Ia.menjadi guru Prabu Basukunti dan putra-putra kerajaan Mandura.

Resi Druwasa memberikan Aji Gineng, Aji Pepanggil atau Aji Putu Wekaning Tunggal (pedalangan Jawa) kepada Dewi Kunti, putri tunggal dan anak kedua dari empat orang bersaudara putra Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita. Daya khasiat Aji Pepanggil, dapat mendatangkan Dewa sesuai dengan keingnannya. Aji Pepanggil pernah digunakan Dewi Kunti untuk mendatangkan Bathara Surya, Akibatnya Dewi Kunti hamil.

Dengan kesaktiannya, Resi Druwasa melahirkan si jabang bayi melalui luibang telinga sebelah kanan Dewi Kunti, hingga Dewi Kunti tetap perawan. Anak tersebut diberi nama Suryatmaja yang setelah dewasa dikenal dengan nama Basukarna ata Adipati Karna.

Sedangkan mwenurut Mahabharata, yang menolong melahirkan Dew Kunti afalah Bathara Surya.Resi Druwasa berumur sangat panjang. Ia hidup sampai jaman Kakrasana-Narayana, cucu-cucu Prabu Basukunti. Ia mati moksa setelah merestui penobatan Kakrasana menjadi raja negara Mandura bergelar Prabu Baladewa.
Baca SelengkapnyaDRUWASA

DRUPADI

DEWI DRUPADI atau Dewi Kresna dan dikenal pula dengan nama Pancali (Mahabharata) adalah putri sulung Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati, Putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini.

Dewi Drupadi mempunyai dua orang adik kandung bernama: Dewi Srikandi dan Arya Drestadyumna.

Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya, bijaksana,sabar, teliti dan setia.

Dewi Drupadi selalu berbakti terhadap suaminya.

Menurut pedalangan Jawa, Dewi Drupadi menikah dengan Prabu Yudhistira/Puntadewa, raja negara Amarta dan berputra Pancawala. Sedangkan menurut Mahabharata, Dewi Drupadi menikah dengan lima orang satria Pandawa, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh lima orang putra, yaitu;

1.Partawindya dari Yudhistira.
2. Srutasoma dari Bima.
3. Srutakirti dari Arjuna
4. Srutanika dari Nakula
5. Srutawarman dari Sahadewa.

Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Drupadi mati moksa bersama-sama dengan kelima satria Pandawa setelah berakhirnya perang Bharatayuda.
Baca SelengkapnyaDRUPADI

DRUPADA

PRABU DRUPADA yang waktu mudanya bernama Arya Sucitra, adalah putra Arya Dupara dari Hargajambangan, dan merupakan turunan ke tujuh dari Bathara Brahma. Arya Sucitra bersaudara sepupu dengan Bambang Kumbayana/Resi Drona dan menjadi saudara seperguruan sama-sama berguru pada Resi Baratmadya.

Untuk mencari pengalaman hidup, Arya Sucitra pergi meninggalkan Hargajembangan, mengabdikan diri ke negara Astina kehadapan Prabu Pandudewanata. Ia menekuni seluk beluk tata kenegaraan dan tata pemerintahan. Karena kepatuhan dan kebaktiannya kepada negara, oleh Prabu Pandu ia di jodohkan/dikawinkan dengan Dewi Gandawati, putri sulung Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandarini dari negara Pancala.

Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama; Dewi Drupadi, Dewi Srikandi dan Arya Drestadyumna.

Ketika Prabu Gandabayu mangkat, dan berputra mahkota Arya Gandamana menolak menjadi raja, Arya Sucitra dinobatkan menjadi raja Pancala dengan gelar Prabu Drupada. Dalam masa kekuasaanya, Prabu Drupada berselisih dengan Resi Drona, dan separo dari wilayah negara Pancala direbut secara paksa melalui peperangan oleh Resi Drona dengan bantuan anak-anak Pandawa dan Kurawa.

Di dalam perang besar Bharatayuda, Prabu Drupada tampil sebagai senapati perang Pandawa. Ia gugur melawan Resi Drona terkena panah Cundamanik
Baca Selengkapnya DRUPADA

DRESTARASTA

DRESTARASTA adalah putra Resi Abiyasa/PrabuKresnadwipayana, raja negara Astina dengan Dewi Ambika, putri Prabu Darmahambara dengan Dewi Swargandini dari negara Kasi. Ia mempunyai dua orang saudara lain ibu, yaitu Pandu dan Yamawidura.

Drestarasta memiliki cacat buta kedua matanya sejak lahir. Sebagai orang buta, ia memiliki sifat tenang, arif bijaksana, tetapi lemah dalam pendirian. Ia mendapat anugrah Dewata kesaktian yang sangat hebat, bernama ; Aji Leburseketi, yang daya kesaktiannya, apa saja yang diraba dan dipegangnya, pasti lebur menjadi abu.

Drestarasta kawin dengan Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini, dari negara Gandaradesa/Plasajenar. Ia mempunyaiputra sebanyak 100 (seratus) orang = 99 orang lelaki dan 1 (satu) orang wanita -- yang dikenal dengan sebutan Sata Kurawa.

Drestarasta naik tahta kerajaan Astina mewakili Prabu Pandu yang mengundurkan diri, dengan syarat akan menyerahkan kembali negara Astina kepada anak-anak Pandu (= Pandawa) setelah mereka dewasa. Tapi karena hasutan Arya Sangkuni, adik Dewi Gandari, Drestarasta mengangkat Duryudana, putra sulungnya menjadi raja Astina. Keputusannya ini menjadi awal perselisihan antara keluarga Pandawa dan Kurawa yang berakhir di perang Bharatayuda.

Drestarasta mati setelah perang Bharatayuda. Ia mati moksa didalam pancaka bersama Dewi Gandari dan Dewi Kunti.
Baca SelengkapnyaDRESTARASTA

DRESTADYUMNA

ARYA DRESTADYUMNA atau Trustajumena adalah putra bungsu Prabu Drupada, raja negara Pancala dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama; Dewi Drupadi, istri Prabu Yudhistira, raja Amarta, dan Dewi Srikandi, istri Arjuna.

Konon Arya Drestadyumna lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewata yang menginginkan seorang putra lelaki yang dapat membinasakan Resi Drona yang telah mengalahkan dan menghinanya.

Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan trenginas. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama; Drestaka dan Drestara.
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang Bharatayuda.

Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Kurawa, yaitu Resi Drona. Pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Drona menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.

Drestadyumna mati setelah berakhirnya perang Bharatayuda. Ia tewas dibunuh Aswatama, putra Resi Drona, yang berhasil menyusup masuk istana Astina dalam usahanya membunuh bayi Parikesit
Baca SelengkapnyaDRESTADYUMNA

DEWAYANI

DEWI DEWAYANI adalah nenek-moyang keluarga wangsa Yadawa, Wresni dan Andaka.
Dewi Dewayani merupakan putri tunggal Resi Sukra dengan Dewi Jayanti, putri Sanghyang Indra.

Resi Sukra adalah brahmana mahasakti yang menjadi guru para daitya/raksasa di negara Sakiya.

Karena menghendaki kemenangan para daitya, Resi Sukra bertapa memuja Bathara Prameswara selama l.000 tahun dan mendapat ilmu Sanjiwani, mantra sakti yang dapat menghidupkan orang mati.

Karena berselisih dengan Dewi Sarmista, putri tunggal Prabu Wrisaparwa, raja daitya negara Parwata, Dewayani meminta Resi Sukra, ayahnya agar menghukum Prabu Wrisaparma dan Dewi Sarmista yang telah menghina dan mendorongnya ke dalam lumpur.

Karena takut terhadap kutuk pastu Resi Sukra, Prabu Wrisaparwa dan Dewi Sarmista memohon ampun dan bersedia memenuhi serta melaksanakan apa yang diminta/dikehendaki Dewayani.
Dewayani meminta agar Sarmista menjadi budaknya, dan dipenuhi dengan senang hati oleh Sarmista Dewayani kemudian menikah dengan Prabu Yayati, raja negara Astina. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki, masing-masing bernama ; Yadu dan Turwasu.

Kedua putranya tersebut kelak menurunkan golongan wangsa Yadawa, Wresni dan Andaka (keluarga Mandura, Lesanpura, Kumbina dan Dwarawti).

Dewayani akhirnya dimadu dengan Dewi Sarmista yang diambil istri Prabu Yayati, dan berputra tiga orang lelaki, masing-masing bernama ; Druhyu, Anu dan Puru (menurunkan wangsa Kuru/Pandawa-Kurawa).
Baca SelengkapnyaDEWAYANI

DEWASRANI

BATHARA DEWASRANI adalah putra Sanghyang Manikmaya, raja Tribuana dengan Bathari Durga, wujud Dewi Umayi setelah terkena kutukan Sanghyang Manikmaya. Ia lahir di istana siluman, Setragandamayit. Bathara Dewasrani mempunyai lima orang saudara satu ibu lain ayah, yang secara fisik merupakan putra Bathari Durga/Dewi Pramuni dengan Bathara Kala, masing-masing bernama; Bathara Siwahjaya, Dewi Kalayuwati, Bathara Kalayuwana, Bathara Kalagotama dan Bathara Kartinea.

Bathara Dewasrani berwajah tamapan. Selain sakti, juga mempunyai Aji Kawrastawan, dapat beralih rupa menjadi apa saja sesuai kehendaknya. Bathara Dewasrani mempunyai sifat dan perwatakan; serakah, bengis, kejam, suka membuat usil dan mau benarnya sendiri. Berkali-kali ia membuat keributan di Jonggrisaloka dengan berbagai tuntutan yang aneh-aneh.

Bathara Dewasrani pernah menuntut untuk dijadikan raja di Kahyangan Kaideran dan dijodohkan dengan Dewi Supraba. Ketika keingginannya ditolak Sanghyang Manikamaya, ia mengamuk, tetapi dapat dikalahkan Bathara Indra.

Dewasrani juga pernah mengejar-ngejar Dewi Sri Widowati/Dewi Srisekar, istri Bathara Wisnu sampai keluar Kahyangan Untarasegara. Atas perbuatannya itu ia dikutuk Bathara Wisnu menjadi babi hutan, dan dapat kembali kewujud aslinya setelah diruwat ibunya, Dewi Pramuni.

Berkali-kali Dewasrani menitis atau menjelma menjadi raja raksasa untuk membuat kekacauaan di Arcapada. Tetapi semua tindakannya itu selalu dapat digagalkan Bathara Wisnu. Karena berbagai tindakannya itu, Dewasrani dikenal sebagai lambang kejahatan.
Baca SelengkapnyaDEWASRANI

DEWARUCI

DEWARUCI mempunyai wujud dan bentuk sebagai dewa kerdil. Tokoh Dewaruci hanya dikenal dalam cerita pedalangan Jawa dan hanya ditampilkan saat Bima /Werkudara, satria kedua Pandawa, putra Prabu, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Kunti, mendapat perintah Resi Drona untuk mencari Tirta Amrta/air kehidupan atau Prawitasari.

Dengan kesaktiannya, Dewaruci dapat memasukkan tubuh Bima yang besarnya beberapa kali lipat dari tubuhnya, masuk ke dalam tubuhnya melalui lubang telinga, dimana di dalam tubuh Dewaruci, Bima dapat melihat segala persoalan hidup atas petunjuk Dewaruci. Dewaruci juga merupakan satu-satunya makhuk yang dapat membuat Bima, orang yang selama hidupnya tidak bisa berlutut kepada siapapun, mendadak berlutut dan bersujud menyembah kepadanya.

Kepada Bima, Dewaruci memberikan dan menjabarkan tentang ilmu Sangkan Paraning Dumadi dan Ilmu kasampurnan. Ia banyak menguraikan masalah kebenaran sejati, tentang hakekat dan tujuan hidup yang sebenarnya.

Berkat ajaran Dewaruci, Bima menjadi satria yang berbudi luhur, dapat membedakan antara hak dan kewajiban, mana perbuatan yang benar dan mana perbuatan yang salah yang harus dihindari.
Baca SelengkapnyaDEWARUCI

DENTAWILUKRAMA

DENTAWIKLUKRAMA adalah putra kedua (bungsu) Arya Wibisana dari negara Alengka dengan Dewi Triwati, seorang hapsari keturunan Sanghyang Taya. Ia mempunyai kakak kandung bernama Dewi Trijata yang menjadi isteri Resi Jembawan dan tinggal di pertapaan Gadamadana.

Pada waktu terjadi perang Alengka, negara Alengka diserbu balatentara kera Prabu Rama di bawah pimpibnan Narpati Sugriwa, raja kera kerajaan Gowa Kiskenda, Dentawilikrama masih kecil. Ia tinggal bersama ibunya, Dewi Triwati di kesatrian Antarapura. Setelah berakhirnya perang Alengka dan ayahnya, Arya Wibisana dinobatkan menjadi raja negara Alengka yang pusat pemerintahnanya dipindahkan ke Singgela, Dentawilukrama ditetapkan sebagai putra mahkota kerajaan Singgela.

Setelah Prabu Wibisana mundur dari tampuk pemerintahan dan hidup sebagai brahmana, Dentawilukrama dinobatkan sebagai raja negara Singgela, bergelar Prabu Bisawarna. Ia berumur panjang, hidup sampai jaman Mahabhrata (Pandawa-Kurawa).

Prabu Bisawarna mewarisi upacara kerajaan/keprabon (Jawa) pusaka peninggalan Sri Ramawijaya yang berupa ; Balai Kencana Saka Domas, yaitu balai Sri Ramawaktu bersingasana di Suwelagiri (balai dibuat dari emas yang bertiang delapan ratus), dan kereta bernama Jatasura berkuda yaksa/raksasa, yaitu kereta Sri Rama pada waktu perang tanding melawan Prabu Dasamuka.

Kedua pusaka tersebut pernah dipinjam Pandawa pada waktu perkawinan Arjuna dengan Dewi Sumbadra.
Prabu Bisawarna meninggal dalam usia lanjut. Jenazahnya dimakamkan di gunung Kutarunggu. Di sebelah makam Prabu Rama, Laksmana dan Arya Wibisana.
Baca SelengkapnyaDENTAWILUKRAMA

DASARATA

DASARATA adalah putra Prabu Aya, raja negara Duryapura dengan permaisuri Dewi Tunjungbiru, putri Bathara Kandikota. Ia menjadi murid Resi Yogiswara dari pertapaan Yogisrama di hutan Dandaka. Dasarata kemudian menikah dengan Dewi Kusalya, putri tunggal Prabu Banaputra dengan Dewi Barawati dari negara Ayodya. Ia dinobatkan menjadi raja Ayodya mengantikan mertuanya, Prabu Banaputra yang terbunuh mati dalam pertempuran melawan Prabu Dasamuka, raja negara Alengka.

Dari permaisuri Dewi Kusalya, ia memperoleh seorang putra bernama Ramawijaya/Ramaragawa.

Atas seijin Dewi Kusalya, Prabu Dasarata mempunyai pula dua orang permaisuri yang lain, yaitu : 1. Dewi Sumitra, putri Prabu Ruryana raja Maespati berputra Laksmana. 2. Dewi Kekayi, putri Prabu Kekaya raja negara Padnapura, berputra tiga orang masing-masing bernama; Barata, Satrugna dan Dewi Kawakwa.

Prabu Dasarata meninggal karena sakit akibat kesedihan yang beruntun. Pertama ia gagal menobatkan Ramawijaya sebagai putra mahkota, dan kedua harus merelakan kepergian Rama yang diikuti oleh Dewi Sinta dan Laksamana meninggalkan negara Ayodya untuk menjalani pengasingan selama 13 tahun. Semua itu karena tuntutan Dewi Kekayi yang menghendaki Barata menjadi raja negara Ayodya.
Baca SelengkapnyaDASARATA

DASAMUKA

Dasamuka, adalah tokoh wayang cerita Ramayana, Dasamuka atau Rahwana adalah putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi, putri Prabu Sumali raja negara Alengka.
Dasamuka mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama:
Arya Kumbakarna,
Dewi Sarpakenaka dan
Arya Wibisana.
Dasamuka juga mempunyai saudara seayah lain ibu bernama Wisrawana (Prabu Danaraja) raja negara Lokapala, putra Resi Wisrawa dengan Dewi Lokawati.
Dasamuka berwatak angkara murka, ingin menangnya sendiri, penganiaya dan penghianat.

Berani dan selalu menurutkan kata hati. Ia sangat sakti.
Memiliki Aji Rawarontek dari Prabu Danaraja dan Aji Pancasona dari Resi Subali.Dasamuka menjadi raja negara Alengka mengantikan kakeknya, Prabu Sumali dengan menyingkirkan pamannya, Prahasta.

Dasamuka membunuh Prabu Danaraja kakak tirinya dan merebut negara Lokapala.
Dasamuka pernah menyerang Suralaya dan memperoleh Dewi Tari, putri Bathara Indra dengan Dewi Wiyati yang menjadi istrinya dan berputra Indrajid (Megananda).

Dasamuka juga menikah dengan Dewi Urangrayung, putri Bagawan Minalodra dan berputra Pratalamayam.
Dari beberapa orang istri lainnya, Dasamuka berputra antara lain: Yaksadewa, Trisirah, Trimuka dan Trimurda.

Dasamuka sangat menginginkan dapat memperistri wanita titisan Bathari Sri Widowati.
Dasamuka pernah mengejar-ngejar Dewi Kusalya, ibu Prabu Rama dan kemudian menculik serta mensekap Dewi Sinta, istri Prabu Rama selama hampir 12 tahun di taman Hargasoka negara Alengka.
Baca SelengkapnyaDASAMUKA

DARMA

BATHARA DARMA adalah Dewa Keadilan. Ia adalah putra Sanghyang Parma, yang berarti cucu Sanghyang Taya, adik Sanghyang Wenang. Bathara Darma mempunyai saudara kandung bernama Bathara Panyarikan. Ia mempunyai tugas kewajiban memberi petunjuk, fatwa dan ajaran kebajikan kepada umat di Arcapada.

Pada jaman Lokapala, Bathara Darma menitis pada Prabu Lokawana, bertugas memberikan fatwa tentang tatanan peradaban kepada manusia dan golongan raksasa. Pada jaman Ramayana, ia menitis pada Prabu Banaputra, raja negara Ayodya, kemudian menitis pada Raden Bharata, putra Prabu Dasarata dengan

Dewi Kekayi, bertugas memberi ajaran tentang hak dan kewajiban yang dimiliki dan dijalankan oleh orang perorang dalam tatanan hidup bermasyarakat. Sedangkan pada jaman Mahabharata, Bathara Darma menitis pada Prabu Puntadewa/Yudhistira, raja negara Amarta, bertugas memberi contoh tentang perilaku kebajikan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Dalam Kitab Mahabharata, parwa ke-XVII, Maha Prastanikaparwa, Bathara Darma menjelma menjadi seekor anjing yang berhasil menuntun Prabu Puntadewa/Yudhistira masuk ke Swargaloka.
Baca SelengkapnyaDARMA

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *