Tampilkan postingan dengan label G. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label G. Tampilkan semua postingan

GURU-MANIKMAYA

SANGHYANG MANIKMAYA adalah putra ketiga Sanghyang Tunggal dengan Dewi Wirandi/Rekatawati, putri Prabu Yuyut/Resi Rekatama, raja Samodralaya. Ia mempunyai dua saudara kandung masing-masing bernama ; Sanghyang Tejamaya/Antaga dan Sanghyang Ismaya. Sanghyang Manikmaya juga mempunyai tiga orang saudara seayah lain ibu putra Dewi Darmani, putri Sanghyang Darmayaka dari Selong, masing-masing bernama ; Sanghyang Rudra/Dewa Esa, Sanghyang Dewanjali dan Sanghyang Darmastuti.

Sanghyang Manikmaya mempunyai 27 nama gelar, tapi yang dikenal diantaranya ; Sanghyang Jagadnata, Sanghyang Jagadpratingkah, Sanghyang Pramesti Guru, Sanghyang Siwa dan Sanghyang Girinata. Sanghyang Manikmaya adalah seorang tokoh yang mempunyai kekuasaan tertinggi di dalam dunia pewayangan.

Ia menguasai tiga benua yaitu; Mayapada (dunia Kadewatan), Madyapada (dunia makluk halus) dan Arcapada (dunia Fana/ dunia manusia di bumi).Sanghyang Manikmaya bersemayam di Kahyangan Jonggrisaloka. Ia mempunyai dua orang permaisuri, keduanya putri Umaran, hartawan di Merut dengan Dewi Nurweni, putri Prabu Nurangin, raja jin di Kalingga. Permaisuri I, Dewi Umayi berputra enam orang msing - masing bernama : Batahra Sambo, Bathara Brahma, Bathara Indra, Batahra Bayu, Bathara Wisnu dan Bathara Kala. Permaisuri II bernama Dewi Umarakti/Umaranti, berputra tiga orang masing-masing bernama ; Bathara Cakra, Bathara Mahadewa dan Bathara Asmara.

Sanghyang Manikmaya mempunyai pusaka sakti bernama Cis Kalaminta dan senjata Trisula. Ia juga memiliki aji kesaktian bernama : Aji Kawrastawan (kewaspadaan), Aji Pangambaran (pemberantasan) dan Aji Kemayan yang dapat beralih rupa sesuai dengan kehendaknya.
Baca SelengkapnyaGURU-MANIKMAYA

GUNADEWA


ARYA GUNADEWA adalah putra Prabu Kresna, raja negara Dwarawati dari permaisuri Dewi Jembawati, putri Resi Jembawan dengan Dewi Trijata dari pertapaan Gadamadana.

Ia mempunyai kakak kandung bernama Raden Samba/Wisnubrata. Gunadewa juga memiliki 6 (enam) saudara lain ibu, yaitu : Saranadewa (berujud raksasa), Partadewa dan Dewi Sitisari/Titisari (dari permaisuri Dewi Rukmini), Arya Setyaka (dari permaisuri Dewi Setyaboma), Bambang Sitija/Prabu Bomanarakasura dan Dewi Siti Sundari (dari permaisuri Dewi Pertiwi).

Ia sangat tekun bertapa hingga memilki berbagaiimu kesaktian. Ia jugamenguasai berbagai ajaran Weda dan hidup sebagai brahmana bersama kakeknya, Resi Jembawan di pertapaan Gadamadana.

Gunadewa berumur sasngat panjang. Bersama Saranadewa, saudara lain ibu yang berudjud raksasa, mereka merupakan dua saudara yang tidak terlibat dalam perang gada sesama wangsa Yadawa yang memusnahkan semua keturunan Prabu Yadu. Gunadewa mati moksa dalam usia sangat lanjut
Baca Selengkapnya GUNADEWA

GOTAMA

RESI GOTAMA adalah seorang brahmana di pertapaan Dewasana /Grastina. Ia putra tunggal Resi Dewasana, putra sulung Bathara Dewanggana yang merupakan cucu buyut Bathara Surya. Resi Gotama bersaudara sepupu dengan Prabu Heriya, raja negara Maespati yang merupakan kakek Prabu Arjunasasrabahu , dan Resi Wisanggeni dari pertapaan Ardi Sekar yang merupakan kakek dari Bambang Sumantri dan Ramaparasu (Ramabargawa).
Resi Gotama sangat sakti dan termasyur dalam ilmi Kasidan.

Resi Gotama menikah dengan Dewi Indradi/Windradi, seorang bidadari keturunan Bathara Asmara. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama; Dewi Anjani, Subali/Guwarsi dan Sugriwa/Guwarsa. Malapetaka telah terjadi atas keluarganya akibat Cupumanik Astagina, milik Dewi Indradi sebagai hadiah perkawinan dari Bathara Surya.

Cupu yang diberikan kepada Dewi Anjani menjadi perebutan dengan Subali dan Sugriwa. Dewi Indradi yang bersikap membisu tentang asal-usul Cupu tersebut, dikutuk oleh Resi Gotama menjadi tugu batu dan dibuang ke angkasa jatuh di wilayah negara Alengka.
Untuk keadilan Resi Gotama membuang Cupumanik Astagina ke udara untuk diperebutkan ketiga putranya.

Cupu jatuh di hutan pecah menjadi dua buah telaga bernama telaga Sumala dan telaga Nirmala. Dewi Anjani, Subali dan Sugriwa yang terjun ke dalam telaga Sumala berubah wujud menjadi kera. Untuk menebus kesalahan dan agar bisa kembali menjadi manusia. Resi Gotama menganjurkan ketiga putranya untuk pergi bertapa. Dewi Anjani bertapa nyantika (seperti katak) di telaga Madirda, Subali melakukan tapa ngalong (seperti kelelawar) dan Sugriwa melakukan tapa seperti kijang di hutan Sunyapringga.

Resi Gotama meninggal dalam usia lanjut, menyusul kematian Dewi Anjani yang baru saja melahirkan Anoman.
Baca SelengkapnyaGOTAMA

GORAWANGSA

PRABU GORAWANGSA adalah raja raksasa negara Guwabarong. Ia mempunyai adik kandung bernama Ditya Suratimantra. Mereka masih keturunan Bathara Kalagotama, putra Bathara Kala dengan Dewi Pramuni/Bathari Durga dari kahyangan Setragandamayit.

Sebagai keturunan Dewi Pramuni, Prabu Gorawangsa sangat sakti. Ia mempunyai Aji Kemayan yang dapat beralih rupa sesuai dengan kehendaknya. Gorawangsa berwatak angkara murka, serakah, tinggi hati, suka menurutkan kata hati. Karena ingin membalas dendam atas kematian leluhurnya di negara Mandura, dengan beralih rupa/wujud menjadi Prabu Basudewa (palsu), Gorawangsa memasuki keputrian Mandura dan bermain asmara dengan Dewi Mahindra/Maerah, permaisuri Prabu Basudewa. Saat itu Prabu Basudewa bersama kedua adiknya, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena sedang melakukan pesta perburuan di hutan.Perbutan culas Gorawangsa akhirnya dapat diketahui oleh Arya Prabu Rukma yang lebih dulu kembali ke Mandura.

Gorawangsa akhirnya tewas dalam peperangan melawan Arya Prabu Rukma. Namun akibat dari perbuatannya itu, Dewi Maerah menjadi hamil, dan melahirkan n seorang putra setengah raksasa yang diberi nama Kangsa/Kangsadewa. yang setalah besar menjadi raja di negara Sengkapura.
Baca SelengkapnyaGORAWANGSA

GENDARI

DEWI GENDARI adalah putra Prabu Gandara, raja negara Gandaradesa dengan permaisuri Dewi Gandini.
Dewi Gendari mempunyai tiga orang saudara kandung, masing-masing bernama ; Arya Sakuni, Arya Surabasata dan Arya Gajaksa.

Dewi Gendari menikah dengan Prabu Drestarasta, raja negara Astina, putra Prabu Kresnadwipayana/Bagawan Abiyasa dengan permaisuri Dewi Ambika.
Dari perkawinan tersebut ia memperoleh 100 (seratus) orang anak, tetapi pada waktu lahirnya berwujud gumpalan darah kental, yang oleh Dewi Gendari dicerai beraikan menjadi seratus potongan, dan atas kehendak Dewata menjelma menjadi bayi Manusia.

Keseratus putra Dewi Gandari tersebut dikenal dengan nama Sata Kurawa.
Diantara mereka yang terkenal dalam pedalangan adalah: Duryudana (raja negara Astina). Bogadatta, (raja negara Turilaya), Carucitra, Citrayuda, Citraboma, Dursasana (Adipati Banjarjungut), Durmuka, Durmagati, Durgempo, Gardapati (raja negara Bukasapta), Gardapura, Kartamarma (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Wikataboma, Widandini (raja negara Purantara) dan Dewi Dursilawati.

Dewi Gendari mempunyai sifat kejam dan bengis.
Dewi Gendari selalu mementingkan diri sendiri dan tidak segan-segan berkhianat serta pendendam.
Dendam dan kebenciannya terhadap Pandu, menjadi penyebab utama kebencian anak-anaknya, Kurawa terhadap Pandawa.

Dewi Gendari mati terjun ke dalam Pancaka/api pembakaran jenazah bersama Dewi Kunti dan Prabu Drestarasta setelah berakhirnya perang Bharatayuda.
Baca SelengkapnyaGENDARI

GATOTKACA

GATOTKACA adalah putra Bima/Werkudara, dengan Dewi Arimbi, putri Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Pringgondani dengan raseksi Hidimba. Ia memiliki dua saudara lelaki lain ibu, yaitu ; Raden Anantareja --- putra Bima dengan Dewi Naganini, dan Raden Anantasena --- putra Bima dengan Dewi Urangayu.

Saat masih bayi Gatotkaca dijadikan jago Kadewatan membinasakan Prabu Pracona dan patihnya, Sakipu, yang mengamuk di Jonggringsaloka karena pinangannya memperistri Bathari Prabasini, ditolak Bathara Guru. Sebelum diadu perang, lebih dulu Gatotkaca dimasukkan kedalam Kawah Candradimuka dan diaduk dengan berbagai jenis senjata milik para dewa. Atas jasanya tersebut, ia mendapat anugrah dewata berupa tiga pusaka sakti, yaitu :

1. Baju/Kutang Antakusuma.
2. Caping Basunanda, dan
3. Sepatu Pada Kucarma,Setelah dewasa, Gatotkaca diangkat menjadi raja negara Pringgondani, menggantikan ibunya. Ia mempunyai 3 (tiga) orang istri dan 3 (tiga) orang putra lelaki. Mereka adalah :

1. Arya Jayasupena , dari ibu Dewi Sumpani.
2. Arya Sasikirana , dari ibu Dewi Pergiwa.
3. Suryakeca , dari ibu Dewi Suryawati.

Gatotkaca mempunyai sifat perwatakan ; berani, teguh, tangguh, cerdik pandai, waspada, gesit, tangkas, tabah dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Ia sangat sakti, memiliki Aji Narantaka, pemberian Resi Seta.

Gatotkaca juga dikenal dengan nama ; Arimbiatmaja, Bimasiwi, Guritna, Gurudaya, Kacanegara (= teladan cintanya terhadap negara), Purbaya, Kancingjaya (= kunci kemenangan), Bambang Tetuka. Akhir riwayatnya diceritakan, gugur dalam perang Bharatayuda oleh panah Kunta milik Adipati Karna, raja negara Awangga
Baca SelengkapnyaGATOTKACA

GARENG

GARENG lazim disebut sebagai anaknya Semar, dan masuk dalam golongan panakawan. Aslinya, Gareng bernama Bambang Sukskati, putra Resi Sukskadi dari padepokan Bluluktiba.

Bertahun-tahun Bambang Sukskati bertapa di bukit Candala untuk mendapatkan kesaktian.

Setelah selesai tapanya, ia kemudian minta ijin pada ayahnya untuk pergi menaklukan raja-raja.

Di tengah perjalanan Bambang Sukskati bertemu dengan Bambang Panyukilan, putra Bagawan Salantara dari padepokan Kembangsore. Karena sama-sama congkaknya dan sama-sama mempertahankan pendiriannya, terjadilah peperangan antara keduanya.

Mereka mempunyai kesaktian yang seimbang, sehingga tiada yang kalah dan menang.
Mereka juga tak mau berhenti berkelahi walau tubuh mereka telah saling cacad tak karuan.
Perkelahian baru berakhir setelah dilerai oleh Semar/Sanghyang Ismaya. Karena sabda Sanghyang Ismaya, berubahlah wujud keduanya menjadi sangat jelek.

Tubuh Bambang Sukskati menjadi cacad. Matanya juling, hidung bulat bundar, tak berleher, perut gendut, kaki pincang, tangannya bengkok/tekle/ceko (Jawa).
Oleh Sanghyang Ismaya namanya diganti menjadi Nala Gareng, sedangkan Bambang Panyukilan menjadi Petruk.

Nala Gareng menikah dengan Dewi Sariwati, putri Prabu Sarawasesa dengan permaisuri Dewi Saradewati dari negara Salarengka, yang diperolehnya atas bantuan Resi Tritusta dari negara Purwaduksina.
Nala Gareng berumur sangat panjang, ia hidup sampai jaman Madya.
Baca SelengkapnyaGARENG

GARDAPATI

GARDAPATI adalah putra Prabu Drestarasta, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Gandari, putri Prabu Gandara dengan Dewi Gandini dari negara Gandaradesa.

Gardapati bersaudara 100 orang --{99 orang pria dan 1 orang wanita} yang disebut Sata Kurawa.

Diantaranya yang dikenal dalam pedalangan adalah Duryudana (raja Negara Astina), Bogadatta (raja negara Turilaya), Bomawikata, Citraksa, Citraksi, Carucitra, Citrayuda, Citraboma, Dursasana (Adipati Banjarjungut), Durmuka, Durmagati, Durgempo, Gardapura , Kartamarma (raja negara Banyutinalang), Kartadenta, Surtayu, Surtayuda, Wikataboma, Widandini (raja negara Purantara) dan Dewi Dursilawati.Gardapati berwatak keras hati, congkak, cerdik dan licik.

Ia pandai dalam olah ketrampilan mempergunakan senjata gada dan lembing.
Dengan kesaktiannya, ia berhasil merebut negara Bukasapta, dan mengangkat dirinya menjadi raja bergelar Prabu Gardapati.

Adik kesayangannya Gardapura di angkat menjadi raja muda bergelar Prabu Anom Gardapura.
Saat berlangsungnya perang Bharatayuda, Gardapati diangkat menjadi senapati perang Kurawa dengan senapati pendamping Prabu Wresaya, raja negara Glagahtinalang.

Gardapati tewas dalam peperangan melawan Bima. Tubuhnya hancur dihantam gada Rujakpala.
Baca SelengkapnyaGARDAPATI

GANESA

BATHARA GANESA disebut pula dengan nama Bathara Gana. Ia dewa ilmu pengetahuan berwujud raksasa berkepala gajah. Bathara Ganesa adalah putra Bathara Guru/Sanghyang Manikmaya dengan Dewi Uma.

Ia lahir atas keinginan Bathara Guru yang menginginkan seorang putra yang ahli dalam hal mendidik. Hal ini karena Bathara Guru ingin menyadarkan Prabu Nilarudraka, raja raksasa dari negara Glugutinatar yang dengan pasukan gajahnya mengamuk di Suralaya agar keinginannya memperistri Dewi Garmayang dikabulkan Bathara Guru.Dewi Uma yang saat itu sedang mengandung, sangat terkejut dan lari ketakukan begitu melihat gajah Erawana, kendaran Bathra Indra, yang sangat luar biasa dalam bentuk dan wujudnya serta mempunyai kesan sangat mengerikan dan menakutkan.

Pengaruh ketakutan itu terwujud pada kelahiran putranya yang berwujud raksasa berkepala gajah. Anak tersebut kemudian diberi nama Bathara Ganesa.

Bathara Ganesa kemudian dibawa ke medan perang untuk dihadapkan dengan Prabu Nilarudraka. Dalam peperangan, Bathara Ganesa akhirnya dapat membunuh dan membinasakan Prabu Nilarudraka, sedangkan pasukan gajah Glugutinatar dapat dihancurkan pasukan gajah Suralaya dibawah pimpinan Batahra Indra yang menaiki gajah Erawana.

Dalam masa hidupnya, Bathara Ganesa bertugas memberi pelajaran ilmu pengetahuan kepada umat di Tribuana. Oleh karena itu ia diagung-agungkan sebagai lambang sumber segala ilmu.
Baca SelengkapnyaGANESA

GANDAWATI

DEWI GANDAWATI adalah putri sulung Prabu Gandabayu, raja negara Pancala atau Pancalaradya (pedalangan Jawa) dengan permaisuri Dewi Gandarini.

Dewi Gandawati mempunyai seorang adik kandung bernama Arya Gandamana yang menjadi patih negara Astina pada jaman pemerintahan Prabu Pandu.

Dewi Gandawati seorang putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana, sabar dan teliti serta setia. Ia sangat berbakti terhadap suaminya.

Dewi Gandawati menikah dengan Arya Sucitra, putra Arya Sangara dari Hargajambangan yang telah lama mengabdi dan berguru pada Prabu Pandu di negara Astina.

Sepeninggal Prabu Gandabayu, Arya Sucitra, suaminya naik tahta kerajaan Pancala, bergelar Prabu Drupada.
Hal ini karena Gandamana menolak untuk dinobatkan menjadi raja.

Dari perkawinan tersebut Dewi Gandawati memperoleh tiga orang putra, masing-masing bernama:
1. Dewi Drupadi atau Pancali (Mahabharata) yang kemudian menjadi istri Prabu Yudhistira, raja negara Amarta.

2. Dewi Srikandi, yang kemudian menjadi istri Arjuna, 3. Dretadyumna/ Trustajumena, yang dalam perang Bharatayuda berhasil membunuh Resi Durna.

Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Gandawati ikut belapati, terjun ke dalam pancaka (api pembakaran jenasah) Prabu Drupada, suaminya yang gugur di medan perang Bharatayuda melawan Resi Durna.
Baca SelengkapnyaGANDAWATI

GANDAMANA

ARYA GANDAMANA adalah putra mahkota negara Pancala. Putra Prabu Gandabayu dengan permaisuri Dewi Gandarini.

Arya Gandamana mempunyai kakak kandung bernama Dewi Gandawati. Arya Gandamana adalah kesatria yang tiada tandingannya.

Arya Gandamana berwajah tampan, gagah, tegap, pendiam, pemberani, kuat dan sakti serta memiliki ilmu andalan Aji Bandungbandawasa dan Glagah Pangantol-atol.

Arya Gandamana pernah menderita penyakit yang tak tersembuhkan. Penyakit itu baru sembuh setelah ia berikrar, mengucapkan sumpah tidak akan menjadi raja sesuai wangsit Dewata.

Gandamana kemudian pergi mengabdikan ke negara Astina kehadapan Prabu Pandu, dan diangkat menjadi patih negara Astina.Jabatan itu dipegangnya sampai ia harus meninggalkan negara Astina karena penghianatan Sakuni.

Ketika ayahnya, Prabu Gandabayu meninggal, Gandamana tetap teguh dengan sumpahnya.
Arya Gandamana relakan haknya menjadi raja kepada kakak iparnya, Arya Sucitra yang menjadi raja Pancala bergelar Prabu Drupada.

Akhir riwayat Gandamana diceritakan; menurut Mahabharata, Gandamana tewas dalam peperangan melawan Bima saat terjadi penyerbuan anak-anak Kurawa dan Pandawa ke negara Pancala atas perintah Resi Durna. Sedangkan menurut pedalangan, Gandamana tewas dalam peperangan melawan Bima saat ia melakukan pasanggiri/sayembara tanding dalam upaya mencarikan jodoh untuk Dewi Drupadi.
Baca SelengkapnyaGANDAMANA

GANDABAYU


PRABU GANDABAYU adalah raja negara Pancala.
Konon ia masih keturunan Resi Suksrana, murid Resi Boma, nama samaran Bathara Bayu ketika menjadi raja di negara Medanggora.

Prabu Gandabayu menikah dengan Dewi Gandarini, dan berputra dua orang bernama; Dewi Gandawati dan Arya Gandamana.

Prabu Gandabayu menurut wujudnya telah mencerminkan wataknya; gagah berani, teguh sentosa, bersahaja, pendiam dan sakti.

Prabu Gandabayu mempunyai hubungan yang sangat karib dengan Prabu Pandudewanata, raja negara Astina, sehingga Dewi Gandawati dikawinkan dengan Arya Sucitra, punggawa dan murid kesayangan Prabu Pandudewanata.

Prabu Gandabayu memerintah negara Pancala sampai mangkatnya.

Karena penggantinya, putra mahkota Arya Gandamana tidak bersedia memegang kedudukan raja dan lebih senang menjabat Patih di negara Astina.
Baca SelengkapnyaGANDABAYU

GAGARMAYANG

DEWI GAGARMAYANG adalah bidadari keturunan Sanghyang Triyarta. Ia mempunyai saudara kembar yang bernama Dewi Prabasini.

Meski memiliki bentuik badan yang kurus, namun karena kecantikannya dan daya sensualnya yang tinggi, Dewi Gagarmayang oleh Sanghyang Manikmaya ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh bidadari Upacara di Suralaya.

Keenam bidari upacara lainnya adalah ; Dewi Supraba, Dewi Lenglengdanu, Dewi Irimirin, Dewi Tunjungbiru, Dewi Warsiki dan Dewi Wilutama.
Kecantikan Dewi Gagarmayang pernah menggoncangkan Suralaya, ketika Bathara Kalayuwana, putra Bathara Kala dengan Dewi Durga yang ingin memperistri Dewi Gagarmayang ditolak Bathara Guru.

Perang tak dapat dihindarkan antara para dewa Suralaya melawan para raksasa dan makhluk-makhluk siluman dari Setragandamayit. Perang baru berakhir setelah Sanghyang Brahma turun ke arcapada untuk meminta bantuan Resi Kiswabrisma, cucu buyut Dewi Brahmanisri dengan Garuda Aruni/Garuda Briawan.

Dewi Brahmanisri adalah putrid sulung Sanghyang Brahmn dengan Dewi Raraswati. Dalam peperangan tersebut Resi Kiswabriswa berhasil mengalahkan Bathara Kalayuwana dan mengusir pasukan raksasa dan para siluman dari Jonggringsaloka.Dalam kisah ―Arjuna Wiwaha .

Dewi Gagarmayang pernah turun ke arcapada bersama keenam bidadari upacara Suralaya lainnya melaksanakan perintah Sanghyang Indra, untuk membuyarkan atau menggagalkan Arjuna yang sedang bertapa di Goa Mintaraga, hutan Kaliasa di lereng gunung Indrakilo.
Baca SelengkapnyaGAGARMAYANG

GAGAKBAKA

GAGAKBAKA adalah patih negara Jodipati, semenjak jaman Arya Dandunwacana, sampai kemudian diserahkan kepada Bima/Werkudara setelah keluarga Pandawa berhasil membangun negara Amarta di bekas hutan Mertani.

Gagakbaka berperawakan tinggi besar dan gagah perkasa.
Gagakbaka sangat setia dan taat dalam pengabdiannya terhadap negara dan junjungannya.

Gagakbaka pernah disuruh oleh Bima pergi kepertapaan Pandansurat untuk meminta kesediaan Resi Prancandaseta (Kera putih) menari di alun-alun negara Dwarawati memeriahkan upacara perkawinan Arjuna dengan Dewi Sumbadra.
Pada mulanya Resi Pancandaseta menolak. Tapi setelah kalah berperang melawan Gagakbaka akhirnya bersedia pula datang dan menari di alun-alun Dwarawati.

Gagakbaka ikut terjun ke medan perang Bharatayuda memimpin pasukan balatentara Jodipati.
Gagakbaka tewas dalam pertempuran melawan Prabu Salya, raja negara Mandaraka
Baca SelengkapnyaGAGAKBAKA

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *