Di kisahkan bahwa dewi Watari berlari sekencang-kencangnya menuju ke arah Gunung Reksasrengga, tempat tinggalnya yang semula. Namun, pelariannya terhalang sebuah telaga di luar Kota Wirata. Tidak lama kemudian Prabu Wasupati datang menyusul dan memintanya supaya menurut saja karena percuma apabila tetap melarikan diri. Akan tetapi, Dewi Watari sangat teguh pada pendiriannya. Ia pernah bersumpah seumur hidup hanya menikah satu kali saja, meskipun sang suami (Resi Parasara) tidak pernah mencintainya dengan sungguh-sungguh.
Karena Prabu Wasupati sudah gelap mata dan berniat memerkosa dirinya, Dewi Watari akhirnya memilih bunuh diri dengan cara terjun ke dalam telaga di depannya. Prabu Wasupati yang juga berjuluk Prabu Dirgabahu segera mengulurkan kedua lengannya yang seketika berubah menjadi sangat panjang untuk menarik keluar Dewi Watari. Akan tetapi, sekian lama ia mengaduk-aduk air telaga tetap saja tidak mampu menemukan tubuh wanita itu. Entah mengapa jasad Dewi Watari seolah-olah lenyap dan bersatu dengan air telaga tersebut.
Prabu Wasupati yang sangat kecewa akhirnya pulang ke istana Wirata. Ia menyesal telah menggunakan kekuasaannya untuk menindas seorang wanita demi menuruti hawa nafsu, apalagi wanita itu akhirnya memilih mati bunuh diri. Karena merasa sangat bersalah, akhirnya Prabu Wasupati pun jatuh sakit.
Setelah dirawat beberapa hari, sakit Prabu Wasupati justru bertambah parah dan tak tertolong lagi. Sebelum meninggal dunia, Prabu Wasupati sempat meminta maaf kepada sang permaisuri Dewi Swargandini atas perbuatannya terhadap Dewi Watari. Begitu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Dewi Swargandini merasa sangat kecewa dan ikut sakit pula. Beberapa hari kemudian, sang permaisuri yang memiliki nama asli Endang Adrika itu pun meninggal dunia menyusul suaminya.
0 komentar:
Posting Komentar