Babat Wanamarta

Diwukir Retawu, Abiyasa menerima kedatangan utusan dari Wirata, Arya Seta , arya Utara dan patih Nirbita, demikian pula tak lupa menghadap Pandhawa, Puntadewa, Arjuna Naluka dan sadewa . Arya Seta berkata, "Duhai kakanda bagawan Abyasa, ramanda prabu Matswapati memohon kakanda Abyasa, berkenan merestui para Pandhawa yang telah diberi hutan Wanamarta, juga disebut Batanakawarsa atau, Cintakapura. Sabda dewa, siapa yang berkota di Wanamarta, kelak akan menjadi raja agung, dan menurunkan para ratu di tanah Jawa. Untuk itu, Arya Sena dan prajurit-prajurit Wiratha sedang menebang hutan Wanamarta. Kami pun segera akan menyusulnya ke Wanamarta". Abyasa merestuinya, dan akan segera menyusul dengan para Pandhawa ke Wanamarta, Seta, Untara, Wratsangka dan patih Nirbita memohon diri.

Syahdan arya Sena, Seta,Untara, Wratsangka dan patih Nirbita bersedih hati, karena para pekerja mendapat gangguan dari jim-jim hutan Wanamarta tak ada lain upaya kecuali Arya Sena memeranginya dengan bersemadi, memohon kepada dewa, agar terhindarlah mereka dari marabahaya.

Tersebutlah gandarwa-raja, yang mendapatkan sabda dewa,bahwa ia akan mendapatkan anugerah sejati, jika dapat manuksma sejati dengan Arya Sena dari Pandhawa. Ia mengetahui bahwa di hutan Wanamarta Arya Sena sedang berusaha menebang hutan-hutan Wanamarta. Didekatilah ia, dan berkata,"Raden, perkenankanlah hamba, gandarwa-raja, bersatu suksma dengan raden, itulah sabda dewa yang kuterima". Sebelum manunggal sejati, sang gandarwa-raja berusaha untuk menilai kesaktian arya Sena, dan terjadilah perang yang sangat seru dan ramai. Akhirnya gandarwa-raja dapat dikalahkan oleh Sena, dan berhasil pula manuksma sejati dengan Raden arya Sena.

Lajulah arya Sena, menuju ke sekitar Wringin kurung. Tak ayal lagi, pekerjaan menebang Hutan Cintakapura terhenti, terulang lagi gangguan-gangguan dari jim-jim Wanamarta. Raden Arjuna yang mengetahuinya, segera mendekat. Oleh arya Sena ia diperintahkan untuk menanggulanginya. Arya Prabu Kombangaliali, menerima laporan dari prajuarit - prajurit jim yang lari tunggang-langgang dari hutan Wanamarta karena kesaktian puja Arjuna, dan berkatalah Kombangaliali, Bahagia sekali aku dapat menemukan Raden ArJuna, wahai prajurit jim Wanamarta, aku yang akan menghadapi Arjuna", berangkatlah Kombangaliali ke hutan Cintakapura.

Setelah berhadap-hadapan dengan Raden Arjuna, Kombangaliali berkata, "Tak ayal lagi, Paduka Raden Arjuna yang patut kumuliakan, Raden, tak ada yang melebihi, kebahagiaan hamba perkenankanlah hamba, sejiwa dengan Rden. Dewa telah bersabda kepada hamba, raden"raden Arjuna menolakny, terjadilah peperangan. Hyang Narada datang dan berkata," Arjuna, Hyang Girinata bersabda, terimalah kakekmu sendiri si Kombangaliali, engkau Ajuna akan mendapatkan nugraha sejati. Dan kau Kombangaliali, lekaslah kau manuksma sejati dengan arjuna", demikianlah akhirnya Kombangaliali bersatu sejiwa dengan Raden Arjuna dan kembalilah Hyang Narada ke kahyangan.

Di dekat Wringin sungsang, arjuna, Semar, Nalagareng dan Petruk, bertemu dengan seorang pandita, yang tak lain adalah Prabu Partakusuma, raja jim seluruh Jawa, dan yang bermaksud akan membawa Raden Arjuna ke negaranya untuk anaknya, dyah Partawati yang bermimpi bersuamikan raden Arjuna. Semula Arjuna menolak , terjadilah peperangan. Arjuna dapat dikalahkan oleh Pandita Partakusuma dan dibawa bersama-sama dengan panakawan nya ke warngin sungsang. Ditemukanlah Dyah Partawati dengan raden Arjuna dan menjadi suami-istri. Partakusuma, setelah menarik keris Pulanggeninya Arjuna, bunuh diri untuk bersatu suksmasejati dengannya.

Untuk mengenang kejadian-kejadian ini raden Arjuna, lalu bernama Arya Parta atau Kombangaliali.

Matswapati dihadap oleh Seta, Utara, Wratsangka dan para Pandawa, membicarakan maksud Matswapati menobatkan Puntadewa menjadi raja. Berkatalah Srinata," Semua warga Wiratha, mulai saat ini cucuku Puntadewa kuangkat menjadi raja di Amarta dan bergelar Yudhistira atau Gunatalikrama. Undangkanlah hal ini,". Selesai diundangkan penobatan raja Yudhistira terpetiklah berita tentang kedatangan musuh dari Nuswakambangan. Prabu Kalasambawa dengan para prajuritnya ingin menumpas Pandawa, sebagai balas dendam atas kematian ayahandanya prabu Pragangsa yang terbunuh oleh Palasara. Untuk itu seluruh keturunannya, termasuk Pandawa, harus dibunuh. Patih Nirbita diperntahkan oleh Prabu Matswapati untuk menanggulanginya. Arjuna pun menerima perintah dari begawan Kresnadwwipayana, dan musuh dari Nuswakambangan dapat dikalahkan. Prabu Kalasambawa mati terbunuh oleh Arjuna. Bersuka citalah Prabu Matswapati, para Pandawa terhindar dari serangan musuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Contact

Nama

Email *

Pesan *